kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.914.000   24.000   1,27%
  • USD/IDR 16.326   31,00   0,19%
  • IDX 7.891   -53,11   -0,67%
  • KOMPAS100 1.111   -9,64   -0,86%
  • LQ45 829   2,03   0,24%
  • ISSI 266   -2,45   -0,91%
  • IDX30 429   0,72   0,17%
  • IDXHIDIV20 496   2,85   0,58%
  • IDX80 125   0,16   0,13%
  • IDXV30 131   0,34   0,26%
  • IDXQ30 139   0,61   0,44%

Pengembang properti, perbankan, dan regulator kolaborasi bangun optimisme


Jumat, 13 Agustus 2021 / 09:50 WIB
Pengembang properti, perbankan, dan regulator kolaborasi bangun optimisme
ILUSTRASI. Aktivitas pekerja proyek pembangunan perumahan di Bogor, Jawa Barat, Jum'at (6/8). Kebijakan insentif PPN yang merupakan salah satu stimulus di masa pandemi meningkatkan penjualan properti


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 masih belum berakhir dan menekan berbagai sektor usaha. Sektor properti merupakan salah satu yang terdampak dari tekanan pandemi yang sudah masuk dalam tahun kedua tersebut.

Oleh karena itu, industri ini harus berkolaborasi stakeholder baik dengan regulator maupun perbankan untuk tetap optimistis bisa bertahan menghadapi kondisi ini.

Pelaku industri realestat berharap terobosan-terobosan stimulus akibat dampak negatif dari pandemi Covid-19 yang diberikan oleh pemerintah, perbankan dan stakeholders lainnya perlu percepatan, sinkronisasi dan konsistensi sehingga mampu kembali menggairahkan pasar.

Arvin Fibrianto Iskandar, Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Realestat Indonesia (REI) DKI Jakarta mengatakan saat ini permintaan pasar belum membaik.

Baca Juga: Sektor perumahan membaik, Kemenkeu: Karena insentif PPN DTP

Walaupun data yang dirilis Badan Pusat Statistik baru-baru ini memperlihatkan tren membaik, tetapi banyak pengembang khususnya yang bergerak dalam pembangunan apartemen, perkantoran, mal dan hotel masih cukup berat.

Hal itu disampaikan dalam webinar bertajuk "Bertahan Menghadapi Pandemi; Realita Pengembang & Solusi Dukungan Perbankan”.

Arvin bilang, pelaku industri real estate berharap agar para stakeholder khususnya dibidang perbankan mengetahui secara persis kesulitan yang dihadapi pengembang saat ini.

"Kami minta kebijakan selektif perbankan dalam memberikan kredit dilihat kembali. Di lapangan laporan cancellation pengajuan KPR dan KPA masih sangat  tinggi.  Mari kita bersama-sama mencari solusi, sehingga industri realestat bisa kembali normal dan bertumbuh,” katanya dalam siaran persnya, Jumat (13/8).

Dia menambahkan, pengembang saat ini sudah melakukan berbagai strategi agar efisien dan menjaga untuk bertahan agar cashflow perusahaan tidak terus terpuruk.

Oleh karena itu, REI meminta beberapa kebijakan antara lain berupa feksibilitas KPR (approval KPR & KPA dipercepat, cancelation konsumen dapat di-minimize), restrukturisasi modal kerja dan project loan serta rescheduling pembayaran

Dari kebijakan-kebijakan itu, REI berharap tahun 2021 menjadi waktu yang tepat melakukan pembelian properti karena jaminan dari debitur adalah jaminan agunan yang solid yang nilainya akan terus naik setiap tahun.

Baca Juga: Kejar target, BTN gelar pameran virtual KPR Merdeka




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×