kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pengembang properti perlu berinvestasi pada infrastruktur digital untuk pemasaran


Minggu, 30 Agustus 2020 / 21:52 WIB
Pengembang properti perlu berinvestasi pada infrastruktur digital untuk pemasaran
ILUSTRASI. Sektor properti nasional diperkirakan terus mengalami pemulihan yang dipengaruhi naiknya tingkat kepercayaan konsumen. KONTAN/Baihaki/21/8/2020


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Properti dan Kawasan Ekonomi Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Sanny Iskandar berkata di masa pandemi saat ini, pengembang properti perlu berinvestasi pada struktur digital untuk keperluan pemasaran.

Pemasaran secara digital, baik melalui media sosial atau fitur kunjungan secara virtual bisa dilakukan di waktu fleksibel, lebih aman, dan kemungkinan tidak melibatkan sales lebih banyak.

"Ada kemungkinan lebih santai dan bisa dilakukan kapan saja sesuai kesepakatan antara sales dengan calon pembeli. Tetapi memang kita tetap harus mengkombinasikan pemasaran secara digital dan konvensional, sebab calon pembeli tetap perlu melihat properti secara fisik," jelas Sanny saat dihubungi Kontan, Minggu (30/8).

Selain itu, investasi pada struktur digital memudahkan pengembang menyasar target milenial yang dinilai lebih familiar dengan teknologi. Sanny berkata, laku atau tidaknya produk properti yang ditawarkan secara digital kembali lagi kepada kreatifitas dan promo yang ditawarkan oleh pengembang.

Baca Juga: Akibat pandemi, Alam Sutera (ASRI) tambah alokasi dana promosi digital

Dirinya juga memproyeksikan, dari kemajuan strategi pemasaran tersebut, segmen properti dengan sasaran kelas menengah ke bawah akan lebih menarik calon pembeli. Ia menilai, properti tersebut lebih bisa dijangkau oleh milenial dan produknya sudah memiliki prototipe yang sama.

"Sebenarnya untuk produk premium pun bisa demikian juga. Tetapi, biasanya peminat segmen produk properti adalah mereka yang kurang familiar dengan teknologi dan cenderung konvensional," sambung dia.

Tetapi Sanny tetap berpendapat jika kombinasi antara pemasaran secara digital dan konvensional perlu dilakukan.

"Jadi tetap menemui tempat secara fisik harus dilakukan di saat terakhir atau close order. Nah pada proses sebelumnya, pemasaran melalui media sosial, video, hingga teknologi kunjungan virtual juga harus gencar dilalukan di awal," kata dia.

Baca Juga: Sukuk ritel seri SR013 resmi dipasarkan, masa penawaran dibuka hingga 23 September

Lebih lanjut, Sanny menilai proyeksi pertumbuhan sektor bisnis properti bisa tumbuh 20% sampai 30% di semester II 2020 ini. Hal ini dilandasi dengan optimisme kembalinya aktivitas dan respon pasar yang mulai bergulir.

Ia berkata, kondisi pasar properti sangat berat di kuartal I dan II, namun gebrakan dari para pengembang dengan memberikan harga khusus, mulai menjangkau pembeli. "Bisa dikatakan, kondisi bisnis properti semester I cukup jeblok. Maka diharapkan dengan mulai kembalinya aktivitas di pasar properti, ada pertumbuhan 20% sampai 30%," tutup dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×