kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengembangan properti dengan PLTS atap, biaya pemasangan jadi tantangan


Selasa, 14 September 2021 / 19:44 WIB
Pengembangan properti dengan PLTS atap, biaya pemasangan jadi tantangan
ILUSTRASI. Pengembangan properti dengan PLTS atap, biaya pemasangan jadi tantangan bagi pengembang properti.


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus mendorong penggunaan energi baru terbarukan. Terbaru, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah merilis Peraturan Menteri (Permen) ESDM No. 26 Tahun 2021 tentang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap yang Terhubung Pada Jaringan Tenaga Listrik Pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk Kepentingan Umum.

Aturan yang diundangkan pada 13 Agustus 2021 ini merevisi sejumlah poin dalam  Permen ESDM Nomor 49 Tahun 2018, salah satunya soal skema tarif ekspor-impor listrik dari semula 0,65:1 menjadi 1:1. Dengan skema ini, PLN wajib membeli energi listrik yang diekspor dari PLTS atap milik pelanggan dengan harga penuh alias 100%.  

Alhasil, pengguna PLTS atap menjadi lebih diuntungkan. Dalam aturan sebelumnya, PLN hanya membeli 0,65 atau 65% dari harga listrik.

Meski begitu, pengembangan properti dengan konsep energi surya bukannya tanpa tantangan. CEO Indonesia Property Watch (IPW), Ali Tranghanda mengatakan, saat ini pengembangan properti dengan konsep energi surya masih terkendala biaya pemasangan awal dan daya tahan baterai yang masih mahal. Namun, ia optimistis biaya pemasangan ini bisa semakin murah ke depannya.

“Ke depan perkembangan properti dengan solar panel akan semakin diminati,” kata Ali kepada Kontan.co.id, Selasa (14/9).

Baca Juga: Metropolitan Land (MTLA) belum berencana pasang panel surya ke produk propertinya

Senada, Managing Partner Coldwell Banker Commercial Indonesia, Tommy Bastamy juga menuturkan bahwa biaya pemasangan panel surya yang mahal menjadi perhatian bagi para pengembang perumahan.

Meski begitu, Tommy menilai, biaya pemasangan panel surya yang mahal bisa disiasati dengan menyesuaikan harga rumah yang dipasarkan oleh pengembang.

Menurut Tommy, ini tidak akan berdampak signifikan bagi minat pasar terhadap rumah dengan konsep energi surya, sebab pembeli dapat memperoleh  manfaat jangka panjang pemasangan panel surya dari harga ekstra yang pembeli bayar.

“Pengembang dapat mempertimbangkan hal tersebut sebagai faktor yang diperhitungkan dalam penentuan harga rumah, sehingga secara ekonomis tetap layak bagi pengembang,” kata Tommy saat dihubungi Kontan.co.id (14/9).

Lebih lanjut, Tommy juga mengungkapkan bahwa penerapan atap panel solar dalam suatu perumahan akan memberikan nilai kompetitif pada perusahaan tersebut karena akan memberikan penghematan bagi penghuni rumah dalam hal biaya konsumsi energi listrik. 

“Disamping itu beberapa kelebihan yang dimiliki panel surya ini baik terkait aspek lingkungan ataupun efisiensi tentunya akan meningkatkan daya tarik suatu produk perumahan,” imbuh Tommy.

Selanjutnya: Sejumlah pengembang properti sambut positif Permen ESDM soal PLTS atap

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×