kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengganti Karen harus bebas dari mafia migas


Selasa, 26 Agustus 2014 / 23:24 WIB
Pengganti Karen harus bebas dari mafia migas
ILUSTRASI. Pemerintah memberikan kepastian hukum dan kesempatan bagi pelaku usaha untuk mendukung percepatan pembangunan IKN. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/rwa.


Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Kelangkaan BBM bersubsidi di banyak tempat, mencuatkan kembali calon nama-nama pengganti Karen Agustiawan sebagai Direktur Utama Pertamina. Banyak nama yang beredar menjadi pengganti Karen. Mulai dari internal Pertamina hingga kalangan profesional.

Pengamat Energi yang juga Dosen Pasca Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Kurtubi mengingatkan agar Dirut Pertamina yang baru harus mengerti betul industri migas dan tidak bisa dibohongi oleh staf ahli hingga para direkturnya. Pasalnya, semua kelompok kepentingan seringkali masuk lewat jalur-jalur bawahan direktur utama.

“Sudah lazim diketahui kelompok kepentingan itu masuk lewat macam–macam, bisa lewat direktur dan lain-lain, sehingga Pertamina kecolongan, yang tak kalah penting direktur utama yang baru harus baru bekerja untuk kepentingan rakyat,” kata Kurtubi dalam keterangannya, Selasa (26/8).

Menyinggung sejumlah nama direktur yang disebut-sebut akan menggantikan Karen, Kurtubi mewanti-wanti agar jangan sampai calon itu pernah terlibat di Petral atau pernah menduduki sebagai direktur Petral. Petral adalah anak usaha Pertamina yang selama ini mengurusi impor minyak Pertamina.

“Lihat saja track record dari internal itu, jangan sampai yang pernah jadi direktur Petral, karena mafia bermain di segala lini, mereka menyogok yang sebenarnya pakai uang negara dari hasil impor minyak,” tegas Kurtubi.

Ia menambahkan, sosok pengganti Karen harus imun dari tekanan politik dan juga mafia migas. “Harus bebas dari mafia migas itu mutlak, karena tiap tahun Pertamina impor minyak nilainya mencapai US$ 45 miliar. Mafia pasti berupaya segala macam cara agar pimpinan Pertamina mempertahankan impor lewat pihak ketiga, bukan dari produsen langsung,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×