Sumber: TribunNews.com | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Menanggapi aksi mogok serikat pekerja PT Pelabuhan Indonesia atau Pelindo II, Ketua DPP Angkutan Khusus Pelabuhan (Angsuspel) Gemilang Tarigan pun mengaku prihatin soal kemelut internal Pelindo II. Ia mengimbau agar aksi mogok tidak dilakukan, karena pada akhirnya akan merugikan semua pihak.
Ia berharap agar Menteri BUMN Dahlan Iskan secepatnya bertindak agar membantu melakukan mediasi, serta menyelesaikan setuntas-tuntasnya kemelut di internal Pelindo II. "Ini kan preseden buruk, Priok sebagai pelabuhan utama kerap bergejolak. Hal ini tentu meresahkan para pemilik barang dalam dan luar negeri terkait kepastian layanan bongkar muat di pelabuhan," ujarnya, Kamis (16/1).
Apalagi, sejak Rabu (15/1) malam kemacetan parah terjadi di akses distribusi dari dan ke Pelabuhan Tanjung Priok. Kemacetan menjalar hingga ke jalan Cilincing, Marunda, Martadinata dan Yos Sudarso, Jakarta Utara.
Akibatnya, ratusan truk pengangkut barang dan peti kemas terjebak kemacetan di dalam dan luar pelabuhan sehingga kegiatan keluar masuk barang terganggu. "Bahkan, ada sopir kami yang terkena macet 3 jam, tidak bergerak mau masuk pelabuhan," ujarnya.
Dia mengatakan, pengusaha angkutan sangat dirugikan oleh kemacetan tersebut, terutama dari biaya bahan bakar dan berkurangnya ritase angkutan.
Permasalahan stagnasi yang dialami Pelabuhan Priok saat ini tidak terlepas karena masih minimnya pengembangan infrastruktur pelabuhan. Salah satunya proyek Kalibaru sebagai perluasan Priok yang digadang-gadang akan rampung akhir tahun ini. Untuk tahap pertama, pembangunan Kalibaru atau New Priok dijadwalkan rampung pada akhir tahun 2014. New Priok diawali dengan pembangunan piling dan dermaga di atas air yang luasnya sekitar 392 hektar dengan penambahan kapasitas sebesar 4,5 juta TEUs .
Pembangunan Terminal Petikemas Kalibaru (New Priok) tahap I ini dilakukan sebagai upaya untuk memenuhi amanah Peraturan Presiden RI Nomor 36 Tahun 2012. Proyek ini merupakan salah satu bagian dari proyek strategis jangka panjang pembangunan sektor transportasi Indonesia yang tertuang dalam Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan (MP3EI).
Pengamat industri pelayaran dari Namarin Siswanto Rusdi mengatakan, Kalibaru sebagai pengembangan Priok sejatinya proyek lama, tetapi tidak pernah bisa direalisasikan, dan baru saat ini tergarap. "Jadi, bisa dikatakan proyek itu sudah terlambat. Dengan kondisi eksternal seperti saat ini, proyek itu cenderung lambat progresnya. Ya semoga saja, proyek ini tidak akan molor atau berhenti di tengah jalan-," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News