kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.875   5,00   0,03%
  • IDX 7.319   123,08   1,71%
  • KOMPAS100 1.123   18,73   1,70%
  • LQ45 894   17,08   1,95%
  • ISSI 223   1,96   0,89%
  • IDX30 459   10,51   2,34%
  • IDXHIDIV20 553   13,62   2,52%
  • IDX80 129   1,71   1,35%
  • IDXV30 137   2,44   1,81%
  • IDXQ30 153   3,41   2,29%

Penghapusan BBM jenis premium serius, ini daerah yang diuji coba


Jumat, 04 September 2020 / 08:29 WIB
Penghapusan BBM jenis premium serius, ini daerah yang diuji coba
ILUSTRASI. Pengendara sepeda motor antre untuk mengisi BBM pada unit Pertashop di Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (15/7/2020). ANTARA FOTO/Novrian Arbi/foc.


Penulis: Virdita Ratriani

KONTAN.CO.ID - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif  menegaskan bahwa pemerintah akan menghapus Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium.

Namun, penghapus BBM dengan Research Octane Number (RON) 88 bakal dilakukan secara bertahap.

Arifin mengatakan, PT Pertamina (Persero) telah menggelar program uji coba untuk menggantikan Premium dengan Pertalite di Bali. Menurutnya, hasil uji coba tersebut akan menjadi bahan kajian untuk menerapkan program serupa di wilayah lainnya. 

Mantan Direktur Utama PT Pupuk Indonesia ini juga mengungkapkan bahwa ada 4 daerah lagi akan akan menjalani uji coba penggantian Premium. "Ke depan kita akan menyiapkan, bahwa Jawa, Madura dan Bali ini bisa diimplementasikan," kata Arifin dikutip Kontan.co.id, Rabu (2/9/2020). 

Baca Juga: Ada promo cahsback 30% untuk pembelian BBM Pertamina, simak infonya di sini

Hanya 5 negara yang masih gunakan BBM jenis Premium

Pihaknya mengatakan, penghapusan Premium atau BBM ber-octane rendah menjadi bagian dari komitmen pemerintah dalam menyediakan energi yang lebih bersih. Saat ini, katanya, hanya ada 5 negara di dunia yang masih menggunakan BBM sejenis Premium.

"Dan Indonesia termasuk negara besar yang masih menggunakan (Premium). Jadi program (penghapusan Premium) kita akan lakukan bertahap," ungkap Arifin. 

Arifin pun optimistis, program untuk mengganti BBM ber-octane rendah ke yang lebih tinggi bakal bisa terlaksana. Apalagi, katanya, Pertamina juga sudah merampungkan Proyek Langit Biru di Cilacap yang bisa menghasilkan BBM dengan octane number yang lebih tinggi. 

Baca Juga: Perusahaan energi menghadapi tekanan berat saat pandemi Covid-19

"Nah, ini lah yang akan kita campur dengan octane rendah, untuk bisa meningkatkan octane number-nya," ujar Arifin. Menurutnya, komitmen pemerintah dalam menerapkan energi bersih dan kebijakan pro lingkungan juga menjadi perhatian dunia internasional. 

"Kita mengetahui beberapa waktu lalu, Norwegia juga sudah memberikan kompensasi terhadap penghematan C02 kita," sebut Arifin.

Sementara itu,  Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menegaskan bahwa sampai saat ini Pertamina masih tetap menyediakan dan menyalurkan Premium atau BBM RON 88 yang merupakan penugasan dari Pemerintah.

Sepanjang peraturan berlaku, maka penugasan pun tetap dijalankan Pertamina. 

“Berdasarkan penugasan dari Pemerintah, saat ini Pertamina masih menyalurkan dan menyediakan Premium di Indonesia,”ujar Fajriyah lewat keterangan tertulisnya (31/9).

Baca Juga: Menteri ESDM: Penghapusan BBM jenis Premium akan dilakukan bertahap

Penjualan BBM jenis Premium turun 

Di sisi lain, CEO Subholding Commercial and Trading Pertamina Mas'ud Khamid mengungkapkan, memang terjadi penurunan penjualan produk Premium sejak awal tahun 2019 hingga pertengahan 2020.

"Daily sales premium di awal 2019 di kisaran 31 ribu hingga 32 ribu kiloliter per day, Pertamax sekitar 10 ribu kl artinya penjualan premium tiga kali penjualan pertamax," terang Mas'ud,

Adapun, memasuki Agustus 2020, penjualan premium menunjukkan tren penurunan menjadi sebesar 24 ribu kl per hari sementara Pertamax meningkat menjadi 11 ribu kl per hari. 

Mas'ud melanjutkan, proyeksi penjualan ke depannya penjualan premium akan semakin menurun volumenya. "Pada 2024 penjualan volume gasoline sekitar 107 ribu kl per hari. Premium dari 24 ribu kl per hari menjadi 13,8 ribu kl per hari," ujar Mas'ud.

Selanjutnya: 7 Negara ini masih konsumsi BBM Premium, termasuk Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×