Reporter: Dani Prasetya | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan penghentian ekspor rotan selama setahun di 2012 akan menarik investasi baru di pasar domestik pada 2013. Bentuk investasi itu bisa berupa pendirian perusahaan tunggal atau patungan dengan pelaku usaha lokal.
"Sepanjang 2012 harapannya akan terbebas dari penyelundupan dulu. Setelah itu baru menarik investasi atau bekerjasama dengan pengusaha dalam negeri," ungkap Menteri Perindustrian M.S. Hidayat, usai pertemuan bisnis dengan pelaku rotan, Selasa (27/12).
Terbukti, sudah ada investor asal China yang menyambangi pusat pembuatan rotan di Cirebon. Meski memang sempat diprotes oleh para perajin lokal, Hidayat beranggapan, investasi justru bakal mendorong para pelaku usaha giat berproduksi.
Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian, Benny Wahyudi, menambahkan, beberapa investor asing yang berniat masuk ke Indonesia antara lain investor asal China dan Vietnam. Sebab, pemerintah telah menyatakan, ekspor bahan baku rotan mentah dari Indonesia akan berstatus ilegal.
Pada evaluasi yang dilakukan oleh tim Kementerian Perindustrian yang menggelar pemantauan stok rotan ke berbagai daerah, beberapa sentra memang memiliki stok, tapi maksimal jumlahnya hanya sekitar 4.000 ton-5.000 ton. Sisanya, kebanyakan memiliki stok sekitar 1.000 ton.
Penghentian ekspor rotan ini juga sebagai langkah untuk menghentikan eksploitasi hutan yang berlebihan. Meski setiap daerah dibatasi jumlah kayu yang dapat dipungut dalam suatu jangka waktu tertentu (annual allowable cut/AAC), hal itu belum menjamin keamanan eksploitasi rotan yang sesuai aturan.
Misalnya, ekspor rotan dari Kalimantan Selatan tercatat oleh Badan Pusat Statistik (BPS) sekitar 22.056,79 ton. Namun, pengekspor terbesar Indonesia itu hanya memiliki AAC sebesar 7.045,80 ton kering per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News