kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengrajin tahu tempe lebih pilih kedelai impor


Selasa, 09 Juni 2015 / 13:45 WIB
Pengrajin tahu tempe lebih pilih kedelai impor
ILUSTRASI. Promo Alfamidi Ngartis (Ngarep Gratisan) Periode 16-31 Desember 2023.


Reporter: Mona Tobing | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Meskipun saat ini kedelai lokal tengah berlimpah karena tengah memasuki masa panen, tapi rupanya pengrajin tahun dan tempe lebih memilih menggunakan kedelai impor. Alasannya, harga kedelai lokal lebih mahal dibanding kedelai impor.

Ketua Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo), Aip Syarifudin mengatakan, harga kedelai lokal saat ini lebih mahal Rp 1.000 per kg dibanding kedelai impor.

Jadi, jika harga kedelai impor saat ini berkisar antara Rp 6.000 per kg sampai Rp 6.500 per kg, maka harga kedelai lokal Rp 7.000 per kg hingga Rp 7.500 per kg.

"Saya dapat tawaran harga kedelai di Deli Serdang sebanyak 20 ton dengan harga Rp 7.000 per kg. Tentu buat kami terlalu mahal," kata Aip, Selasa (9/6).

Menurut Aip, selain soal harga, rendahnya serapan kedelai lokal juga dikarenakan panen kedelai di Indonesia tidak terjadi secara merata. Hal ini membuat pengrajin tahu dan tempe kesulitan untuk menjaga pasokan bahan baku.

Kalaupun terjadi panen kedelai jumlahnya relatif kecil-kecil atau berkisar antara 5 ton hingga 10 ton dari setiap daerah. Sementara kebutuhan secara nasional untuk kedelai sebanyak 2,2 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×