Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) telah menerbitkan Surat Edaran (SE) Dirjen PKH No. 09246T/SE/PK/230./F/08/2020 tentang pengurangan DOC Final Stock (FS) Ayam Ras Pedaging Melalui Cutting Hatching Egg (HE), Penyesuaian Setting HE dan Afkir Dini Parent Stock (PS) tahun 2020.
Adanya kebijakan ini bertujuan untuk mengatur keseimbangan ketersediaan stok serta permintaan ayam ras pedaging (broiler).
Menurut Sekretaris Jenderal Gabungan Asosiasi Pengusaha Peternak Ayam Nasional (Gopan) Sugeng Wahyudi, bila aturan ini diterapkan dengan baik, maka hal ini akan mempengaruhi harga jual ayam yang di atas biaya pokok produksi peternak.
Baca Juga: Harga ayam anjlok, Pinsar desak Presiden Jokowi turun tangan
"Jika SE ini bisa diimplementasikan dengan baik dan benar sesuai dengan yang tertulis, akan berdampak pada keseimbangan supply dan demand yang pada gilirannya harga akan diatas biaya pokok produksi peternak rakyat," ujar Sugeng kepada Kontan, Kamis (3/9).
Menurut Sugeng, selama ini kelemahan adanya cutting hatching egg dan kebijakan lain yang dilakukan menjadikan harga anak ayam menjadi naik, tetapi harga ayam hidup masih tetap rendah atau di bawah biaya pokok produksi peternak sehingga peternak merugi.
Meski begitu, Sugeng mengatakan akan mengikuti kebijakan pemerintah dengan melakukan pengawasan yang ketat pula. Dengan begitu, diharapkan aturan ini diterapkan dengan baik dan keseimbangan permintaan dan kebutuhan tercapai.
Adapun, berdasarkan SE tersebut seluruh pimpinan perusahaan pembibitan PS ayam ras pedaging diminta untuk menyerap livebird di Pulau Jawa dengan mengacu surat Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak nomor B-12005/TU.020/F2/08/2020 tanggal 12 Agustus 2020.
Baca Juga: Harga ayam akan membaik jika pemerintah kendalikan pasokan
Lalu, pengurangan DOC FS melalui Cutting HE umur 18 hari dengan cara menarik HE dari mesin setter sebanyak 7 juta butir per minggu khusus di Pulau Jawa dimulai pada tanggal 26 Agustus-5 September 2020.
Selanjutnya, penyesuaian setting HE untuk mencapai target produksi DOC FS sebanyak 35 juta ekor per minggu di Pulau Jawa, dimana penyesuaian setting HE ini dilakukan melalui pengurangan jumlah setting telur HE di mesin setter.
Lalu, Afkir dini PS sebanyak 4 juta stok dengan umur 50 minggu ke atas khusus di Pulau Jawa dimulai pada tangga; 26 Agustus-13 September 2020.
Terakhir, afkir PS reguler dengan umur 60 minggu ke atas tetap dilaksanakan sampai dengan 31 Desember 2020.
Keputusan ini pun mempertimbangkan data setting hatching record (SHR) dari laporan perusahaan dan potensi produksi livebird menunjukkan bahwa di bulan September-Desember 2020 terdapat kelebihan dengan rataan setiap bulan sejumlah 123,8 juta ekor atau per minggu sejumlah 14,7 juta ekor.
Baca Juga: Ini upaya Kementan jaga pasokan dan harga ayam pedaging
Sementara itu, Sugeng mengatakan saat ini harga ayam di tingkat peternak mengalami kenaikan dibandingkan minggu lalu. Menurutnya, harga ayam sudah mencapai Rp 16.000 per kg, dimana pekan lalu harganya berkisar Rp 12.000 hingga 13.000 per kg.
Namun, harga ini masih di bawah biaya produksi peternak rakyat yang sebesar Rp 17.000 hingga Rp 17.500 per kg.
"[penyebabnya] Perusahaan secara bergantian tidak jualan ke pasar becek, hari ini berjualan besok tidak. Digilirkan begitu dalam waktu dekat," jelas Sugeng.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News