kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pengusaha bereaksi atas pengenaan PPN 10%


Kamis, 14 Agustus 2014 / 20:11 WIB
Pengusaha bereaksi atas pengenaan PPN 10%
Jurnalis?KONTAN Wahyu Tri Rahmawati.


Reporter: Handoyo | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Keputusan Mahkamah Agung (MA) terkait pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10% terhadap komoditi primer terutama yang tidak terintegrasi hulu dengan hilir berbuntut panjang. Selain industri kakao, eksportir produk segar lain seperti kopi dan karet turut mengeluhkannya.

Dewan Penasihat Gabungan Eksportir Kopi Indonesia (GAEKI) Moenardji Soedargo mengatakan, untuk dapat melakukan ekspor, eksportir harus memiliki ekstra modal. "Teman-teman lagi pusing sekarang. Ini mau kerjanya gimana. Modalnya segini, mungkin kalau untuk anggarkan bayar PPN, mungkin rencana kerjanya mungkin kita kurangi," kata Moenarji, Kamis (14/8).

Menurut perhitungan Moenarji, bila rata-rata ekspor kopi Indonesia mencapai US$ 1,5miliar per tahun, maka dana yang harus disiapkan oleh eksportir setidaknya mencapau US$ 150 juta. Hal senada juga terjadi pada produk karet. Bila rata-rata ekspor mencapai US$ 6 miliar per tahun, maka dana tambahan yang harus dipersiapkan mencapai US$ 600 juta.

Para eksportir juga harus memutar otak bila harus melakukan pinjaman modal ke bank. Pasalnya, di dalam negeri bunga bank cukup tinggi. Dengan bunga bank yang tinggi itu pulalah mengakibatkan daya saing produk dari lokal kalah bersaing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×