Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
Joko Supriyono, Ketua Umum GAPKI, mengatakan industri sawit selama tiga tahun terakhir menghadapi gempuran kampanye negatif yang berkaitan ketenagakerjaan. Kalau dulu, kampanye negatif memakai isu orang hutan dan lingkungan tetapi sekarang beralih pekerja perempuan dan anak.
Nursanna Marpaung, Sekretaris Eksekutif Jejaring/Serikat Pekerja Buruh Sawit Indonesia mengatakan organisasinya telah membangun kerjasama yang baik semenjak 2017 melalui serangkaian kegiatan seperti pelatihan dan workshop bersama di beberapa wilayah dan riset tentang pekerja perempuan bersama HUKATAN. Saat ini, jumlah anggota JAPBUSI mencapai 2 juta orang yang tersebar di Indonesia.
"Kami ingin dapat bekerja berdampingan dengan perusahaan supaya dunia tahu praktik pekerjaan di perkebunan sawit telah berjalan baik," ujar Nursanna.
Baca Juga: Harga CPO yang membaik, mendongkrak pendapatan Sampoerna Agro (SGRO)
Di bidang Ketenagakerjaan, GAPKI mengadopsi praktik ketenagakerjaan terbaik untuk selanjutnya dibagikan kepada anggotanya. Sumarjono Saragih, Ketua Bidang Ketenagakerjaan GAPKI, menerangkan pemahaman kerja layak perlu diketahui perusahaan, pekerja, dan petani sehingga terwujud keinginan bersama sawit berkelanjutan.
Menurutnya, GAPKI telah banyak melakukan inisiatif di bidang Ketenagakerjaan seperti pelatihan KNK (Kader Norma Ketenagakerjaan) dan membuat Buku Panduan Praktis Perlindungan Hak Pekerja Perempuan di Perkebunan Sawit yang disusun GAPKI bekerjasama dengan CNV Indonesia dan Federasi Serikat Buruh Kehutanan, Perkayuan dan Pertanian.
Selanjutnya: PTPN III klaim KEK Sei Mangkei telah dilirik 7 investor besar
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News