kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,14   10,84   1.19%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengusaha dukung pemerintah jembatani gap harga EBT


Jumat, 15 November 2019 / 15:27 WIB
Pengusaha dukung pemerintah jembatani gap harga EBT
ILUSTRASI. Foto udara kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Kamis (29/8/2019). Pengusaha dukung pemerintah jembatani gap harga energi baru dan terbarukan (EBT). ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/aww.


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

Namun menurutnya, tentu saja pengusaha tidak mau rugi. Dengan risiko begitu besar dalam proses produksinya, tentu mereka ingin mendapatkan return yang paling pas.
Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan energi terbarukan. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif sebelumnya menyebut, potensi listrik sumber EBT Indonesia mencapai 400 GW, namun realisasinya baru sebesar 32GW. 

Perihal angka ini, Surya berpendapat  potensi EBT yang masih sangat besar semestinya  bisa dilihat sebagai peluang bisnis baru. “Sampai akhir 2018, energi terbarukan hanya menyumbang 8,6% dalam bauran energi nasional. Kami akan terus mendukung upaya pemerintah dalam meningkatkan penggunaan energi baru dan terbarukan menuju 23% pada tahun 2025 dan menjadi 30 persen pada tahun 2050,” ujar Surya.

Menurut Surya, idealnya pada tahun 2025 kita sudah bisa merealisasikan  penggunaan listrik sumber EBT sebesar 45 GW, baik dari PLN maupun dari pihak swasta.  “Artinya  dalam kurun 5 tahun ke depan, kita semestinya bisa menambah listrik EBT sebesar 9,9GW,” ujarnya. 

Baca Juga: Capai 7.435 MW proyek EBT, ini bukti PLN komitmen bangun energi bersih

“Persoalannya, untuk pengembangan dan percepatan tersebut, kemampuan negara kan juga terbatas. Oleh karena itu perlu kolaborasi dari berbagai pihak. Dan untuk mengajak swasta ikut berinvestasi, sudah tentu perlu daya tarik sendiri,” lanjutnya. 

Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan EBT.  Sumber energi terbarukan di Indonesia bisa dikategorikan ke dalam enam kluster yaitu panas bumi, air, angin, bio energi, matahari, dan laut.   

Perihal potensi energi panas bumi, Prijandaru menyebut saat ini potensi panas bumi Indonesia mencapai 25 ribu MW (25 GW), namun yang terpakai baru 2000MW (2 GW). Masalahnya, kendati sumbernya berlimpah seperti energi fosil, satu-satunya konsumen panas bumi di Indonesia hanyalah PLN, karena gas bumi tidak mungkin diekspor. 
Sumber energi panas bumi di Indonesia sendiri mencapai lebih dari 300 titik di seluruh Indonesia. Cadangan panas bumi di Indonesia adalah salah satu yang terbesar di dunia. 

Oleh karena itu tidak heran kalau tahun 2025 nanti, pemerintah sudah memasang target pengembangan panas bumi sebesar 7,5 GW. “Masalahnya bagaimana mengejar dari 2GW menuju 7,5GW itu dalam 5 tahun?” lanjut Prijandaru. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×