Reporter: Widyasari Ginting | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Telah usainya tahun politik pada 2014 membawa angin segar bagi pebisnis furniture. Jika kondisi politik tahun ini stabil para pebisnis furniture yakin jualannya akan meningkat.
Fadjar Swatyas, Corporate Secretary PT Chitose International Tbk, mengatakan optimis pendapatannya akan tumbuh pada 2015. “Kita yakin akan tumbuh cuma masih dalam koridor hati-hati mengingat masih banyak kemungkinan yang akan timbul terkait kondisi ekonomi makro Indonesia,” ujarnya
Sayangnya Fajar belum bisa mengatakan target pertumbuhan pendapatan perusahaan tahun ini. “Masih kami finalisasi,namun kami optimis akan tumbuh,” ujarnya
Sebelumnya, mandeknya sejumlah proyek pemerintah akibat pemilu tahun lalu, mengakibatkan perusahaan yang listing di BEI dengan kode (CINT)ini kekurangan orderan dari proyek pemerintah. “Pengaruhnya terasa sekali bagi kami saat semester 1 tahun lalu, terutama ada karena pemotongan capex dari pemerintah yang membuat sejumlah proyek pemerintah terhambat,” ujar Fajar
Menilik laporan keuangan, sampai kuartal III 2014 CINT membukukan pendapatan sebesar Rp 203,72 milliar. Jumlah tersebut turun 0,95% jika dibandinkan tahun 2013 periode yang sama yaitu Rp 205,67 milliar.
CINT tahun ini akan menggelontorkan dana belanja modal sebesar Rp 20 sampai 25 milliar. Dana tersebut akan dipakai untuk membangun flagship shop di Surabaya, Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Selain itu dana tersebut juga akan digunakan untuk membangun pabrik baru yang direncanakan akan beroperasi penuh pada kuartal I 2016.
CINT pun tahun ini akan menggenjot ekspor. Adapun ekspor CINT pada kuartal III 2014 baru berkontribusi 2% dari total penjualan. “Ekspor kami targetkan naik menjadi sekitar 7 sampai 10 % dari penjualan dengan cara membuka pasar baru dan mengoptimalkan pasar yang telah ada,” ujar.
Sekedar informasi pasar ekspor terbesar CINT adalah ke Negara Jepang, sedangkan pasar ekspor lainnya adalah ke Negara afrika selatan, Malaysia, dan Singapura. Produk CINT yang diekspor kebanyakan adalah ranjang rumah sakit dan furnitur berupa bangku dan kursi untuk perkantoran dan rumah sakit.
Optimisme penjualan juga ditebar oleh PT Gema Grahasarana Tbk (GEMA). Maria Natalia Agus, Corporate Secretary PT Gema Grahasarana memperkirakan penjualan perusahaannya akan naik kembali pada tahun ini. “Kami yakin para investor akan meningkatkan investasinya di 2015 untuk mengejar proyek-proyek tertunda di 2014,” ujar Maria.
Sayangnya Maria juga belum bisa mengatakan target pertumbuhan perusahaan pada tahun ini. “Masih kami rapatkan,” ujarnya.
Serupa dengan Chitose, penjualan GEMA semester 1 tahun tahun lalu juga turun akibat pemilu. “Penurunan pendapatan disebabkan oleh karena banyaknya pelaku bisnis mengambil sikap wait and see di semester I 2014 terlebih sebelum pilpres Juli 2014,” ujarnya.
Menilik laporan keuangan, sampai kuartal I 2014 GEMA membukukan pendapatan sebesar Rp 453,28 miliar. Jumlah tersebut turun 7,22% jika dibandingkan periode yang sama tahun 2013 sebesar Rp 488,56%.
Maria pun belum bisa membuka tentang rencana perusahaan pada tahun ini. “Yang jelas perusahaan akan tetap fokus pada bisnis utama perusahaan yaitu furnitur dan eksterior. Diperkirakan interior dan mekanikal elektrikal sebesar 52%, furniture & furnishing 48%,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News