Reporter: Handoyo | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Pengusaha Jepang Takashi Hagimoto yang didatangkan oleh Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Osaka melakukan kontrak dagang. Melalui perusahaannya yaitu Maruwa Sangyo Co. Ltd, pengusaha Jepang itu melakukan kontrak dagang dengan CV Jaya Surya Timur, perusahaan UKM yang berlokasi di Surabaya senilai US$ 251.460.
Sebanyak 7 kontainer 40 feet untuk produk kayu olahan jenis bangkirai akan dikirim mulai akhir Oktober sampai akhir November tahun ini. Penandatangan kontrak dagang tersebut telah dilaksanakan pada 8 Oktober 2014 bertempat di CV Jaya Surya Timur, Surabaya.
"Selama kurun waktu lima tahun terakhir (2009-2013), ekspor kayu olahan Indonesia ke Jepang selalu menempati urutan pertama," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Nus Nuzulia Ishak, dalam siaran persnya, Kamis (16/10).
Pada 2012, nilai ekspor Indonesia kayu olahan mencapai US$ 843 juta. Jumlah ini meningkat sebesar US$ 50,86 juta menjadi US$ 893,86 juta pada 2013 dengan tren sebesar 15,43%. Pangsa pasar ekspor kayu olahan adalah 2,5% dari total ekspor nonmigas Indonesia ke Jepang yang mencapai US$ 35,14 miliar.
Guna meningkatkan ekspor produk ekspor nonmigas Indonesia, Direktorat Jenderal PEN Kementerian Perdagangan menggalakkan program Buying Mission atau misi pembelian. Kementerian Perdagangan memberikan fasilitas kepada para buyer potensial dari mancanegara untuk bertemu dan melakukan kontrak dagang dengan eksportir di Indonesia.
“Melalui program buying mission, Ditjen PEN mengambil langkah agresif untuk upaya meningkatkan ekspor Indonesia pada saat kondisi ekonomi global dunia yang belum membaik, dan diharapkan melalui program ini akan tercapai peningkatan nilai ekspor,” ujar Nus.
Produk kayu Indonesia diapresiasi banyak negara di dunia termasuk Eropa karena terjaminnya masalah lingkungan dan mengantongi sertifikasi legalitas lingkungannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News