kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.915.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.341   27,00   0,17%
  • IDX 7.544   12,60   0,17%
  • KOMPAS100 1.047   -4,04   -0,38%
  • LQ45 795   -5,29   -0,66%
  • ISSI 252   0,56   0,22%
  • IDX30 411   -3,03   -0,73%
  • IDXHIDIV20 472   -7,09   -1,48%
  • IDX80 118   -0,54   -0,46%
  • IDXV30 121   -0,69   -0,57%
  • IDXQ30 131   -1,32   -1,00%

Ekspor kayu ilegal marak, mebel lokal kelimpungan


Rabu, 17 September 2014 / 21:13 WIB
Ekspor kayu ilegal marak, mebel lokal kelimpungan
ILUSTRASI. Manfaat daun jeruk.


Sumber: Kompas.com | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) meminta pemerintah lebih tegas menindak ekspor kayu mentah ilegal yang saat ini terjadi. Pasalnya, ekspor kayu mentah ilegal akan berdampak kepada pasokan kayu untuk industri mebel dalam negeri.

"Negara-negara tetangga dapat kayu dari Indonesia, sementara untuk kebutuhan dalam negeri masih terbilang belum mencukupi," ujar Ketua Umum Asmindo Taufik Gani di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Rabu (17/9/2014). 

Sebenarnya, jika dibandingan negara-negara lain, dia menilai jika ekspor kayu ilegal ditutup maka produk kayu olahan Indonesia relatif tidak memiliki banyak pesaing. Misalkan Malaysia, selama ini kata Taufik, pasokan kayu Malaysia sangatlah tergantung pasokan dari Indonesia. 

Sementara itu, Tiongkok yang merupakan penyumbang 31% mebel dunia, memiliki harga produk jadinya relatif mahal. Hal tersebut tentu menguntungkan produk mebel Indonesia.

"Kalau dari Tiongkok yang murah itu produk dari plastik dan besi. Kalau produk rotan tentu kita lebih murah," kata dia.

Oleh karena itu Asmindo meminta pemerintah untuk berani menindak ekportir kayu mentah ilegal agar bahan baku untuk industri mebel dalam negeri terpenuhi. Di sisi lain, dia percaya, dengan penindakan ekspor tersebut, maka investasi mebel di Indonesia akan terus tumbuh. (Yoga Sukmana)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×