kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.491.000   15.000   1,02%
  • USD/IDR 15.835   20,00   0,13%
  • IDX 7.196   61,44   0,86%
  • KOMPAS100 1.106   12,55   1,15%
  • LQ45 877   9,19   1,06%
  • ISSI 220   3,21   1,48%
  • IDX30 449   5,23   1,18%
  • IDXHIDIV20 541   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,64   1,31%
  • IDXV30 135   1,63   1,22%
  • IDXQ30 149   1,31   0,89%

Pengusaha keluhkan kenaikan tarif dasar listrik


Rabu, 18 Mei 2011 / 20:02 WIB
Pengusaha keluhkan kenaikan tarif dasar listrik
ILUSTRASI. Petugas menunjukkan emas batangan yang dijual di Butik Emas Antam, Jakarta, Selasa (28/7/2020). Harga jual emas PT Aneka Tambang (Persero) Tbk pada Selasa (28/7) tembus ke posisi Rp1,022 juta per gram atau naik Rp25 ribu dibanding hari sebelumnya. ANTARA


Reporter: Evilin Falanta | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Rencana pemerintah menaikkan tarif dasar listrik (TDL) tahun 2012 sebesar 15%, disambut dingin oleh para pengusaha. Pasalnya, kenaikan TDL ini justru akan menyurutkan industri di dalam negeri.

Menurut Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sofyan Winandi bila pemerintah tetap menaikkan tarif listrik, maka bisa dipastikan industri di dalam negeri tidak bisa memiliki daya saing lagi.

"Kenaikan TDL ini jelas berdampak terhadap biaya produksi industri. Biaya produksi yang semakin tinggi membuat para pelaku industri kita lebih memilih menjual produk jadi yang didatangkan dari impor ketimbang membuat sendiri karena harganya jauh lebih murah," jelasnya, Rabu (19/5).

Rencananya, bila pemerintah menaikkan tarif listrik maka, biaya produksi industri juga akan dinaikkan 5%. Hal ini cenderung membuat para pelaku usaha membuat produk sendiri.

Padahal tujuan pemerintah menaikkan tarif dasar listrik dengan harapan bisa menghemat anggaran subsidi listrik sebesar Rp 15 triliun. Pasalnya anggaran subsidi telah membengkak hingga mencapai Rp 57 triliun.

Sofyan Winandi bilang para pengusaha akan setuju bila kenaikan tarif listrik tersebut terjadi secara serempak untuk semua kalangan, baik industri maupun rumah tangga. Selama ini pemerintah hanya menaikkan TDL untuk kalangan industri saja dan selama 15 tahun konsumsi rumah tangga, khususnya yang tidak mampu diberikan bantuan subsidi listrik.

Di Indonesia konsumsi listrik oleh rumah tangga sebesar 80%, sedangkan sisa 20% dipakai untuk konsumsi industri. Dan dari 35 juta rumah tangga di Indonesia yang ada sekarang paling banyak diberikan subsidi oleh pemerintah.

"Seharusnya, industri yang diberikan bantuan tarif listrik lebih murah. Bahkan sekarang ini pemerintah meminta kepada pengusaha swasta untuk menyumbangkan bantuan perbaikan infrastruktur, dan lama-lama kita yang akan memberikan subsidi listrik bagi rumah tangga yang tidak mampu, " tandas Sofyan.

Dengan demikian, jika pemerintah hanya berkutak-katik terhadap kebijakannya tanpa mengatasi masalah industri saat ini, maka industri di dalam negeri akan gulung tikar lantaran tidak sanggup bersaing dengan produk impor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective [Intensive Boothcamp] Financial Statement Analysis

[X]
×