Reporter: Handoyo | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Produsen gula meminta pemerintah mengkaji ulang kebijakan importasi gula mentah atau raw sugar untuk kebutuhan industri. Izin impor gula mentah diharapkan diprioritaskan kepada perusahaan gula berbasis tebu.
Direktur Utama PT Gendis Multi Manis (GMM) Kamajaya mengatakan, dengan diberikannya izin impor gula mentah kepada produsen gula berbasis tebu tersebut maka operasional pabrik menjadi semakin optimal. "Tambahan tersebut dapat dibunakan untuk mengisi idle capacity pabrik," kata Kamajaya belum lama ini.
Sekeder informasi, selama ini operasional pabrik gula dalam negeri rata-rata hanya sekitar 150 hari dalam setahun menyesuaikan musim panen tebu. Namun, bila diluar masa giling tersebut pabrik gula berbasis tebu diberikan izin impor gula mentah maka akan meningkatkan performa perusahaan.
Selama ini impor gula mentah untuk kebutuhan industri hanya diberikan pemerintah kepada produsen gula rafinasi. Menurut Kamajaya, produsen rafinasi tersebut tidak cukup memberikan andil bagi petani tebu rakyat lantaran tidak ada penyerapan bahan baku. Produksi gula rafinasi mengandalkan bahan baku impor.
Meski tidak merinci, Kamajaya bilang pihaknya tidak mendapatkan restu dari pemerintah untuk impor gula mentah tersebut. "Kami sudah mengajukan, tetapi belum diberikan (izin impornya)," ujar Kamajaya.
Tahun ini, GMM memproyeksi produksi gula akan mencapi lebih dari 50.000 ton atau di atas target yakni sebanyak 45.000 ton. Hingga akhir Agustus lalu, produksi gula yang dihasilkan baru mencapai sekitar 20% dari target awal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News