Reporter: Handoyo | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Fluktuasi harga udang yang kerap terjadi di dalam negeri mengakibatkan ketidakpastian usaha. Oleh sebab itu kalangan pengusaha pengolahan udang mengharap agar pemerintah membuat badan penyangga agar stabilitas dan suplai udang terjaga.
Ketua Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) Thomas Dharmawan mengatakan, agar terjadi stabilitas harga udang, perlu dibentuk badan penyanggah. "Dengan demikian, petambak dan pengusaha ada jaminan harga dan pasokan. Sehingga budidaya bisa dilakukan berkelanjutan," katanya, Rabu (2/7).
Komoditas udang sendiri sangat penting bagi Indonesia karena sebagai penyumbang devisa yang cukup besar di sektor kelautan. Nilai ekspor udang mencapai US$ 1,5 miliar.
Thomas memperkirakan, harga udang tertinggi pada tahun ini hanya akan sampai dikisaran Rp 60.000 per kg-Rp 70.000 per kg. Untuk kembali ke posisi Rp 100.000 per kg, Thomas bilang sulit diraih.
Dia mengatakan, kenaikan harga yang tidak terlalu tinggi disebabkan karena beberapa faktor. Selain permintaan pasar yang menurun karena tingginya harga di pertengahan tahun 2013 hingga awal 2014. Banyaknya negara yang mulai memproduksi udang semakin memperparah keadaan. "Negara seperti Philipina dan Bangladesh juga mulai masuk dan pertumbuhan hebat," kata Thomas.
Kalangan pengusaha pengolahan tetap masih melakukan pembelian udang meski volumenya tidak terlalu besar. Ini di sebabkan karena, para pengusaha tidak ingin memiliki stok banyak karena harga yang terus berfluktuasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News