kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga udang akan naik, tetapi tidak terlalu tinggi


Rabu, 02 Juli 2014 / 13:47 WIB
Harga udang akan naik, tetapi tidak terlalu tinggi
ILUSTRASI. Jadwal SIM Keliling Jakarta Hari Ini 3/2/2023, Perpanjang SIM Pasti Jadi


Reporter: Handoyo | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Harga udang diperkirakan tidak akan terlalu melambung terlalu tinggi hingga akhir tahun ini. Harga udang maksimal diramal hanya akan menyentuh Rp 70.000 per kg, dan tidak akan sampai menembus Rp 100.000 per kg.

Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Saut P Hutagalung mengatakan, fluktuasi harga udang masih akan terjadi, tetapi tidak akan dapat melonjak terlalu tinggi. "Sulit untuk dapat mencapai Rp 100.000 per kg lagi," katanya, Selasa (1/7).

Sekedar catatan saja, saat ini harga udang rata-rata berada dikisaran Rp 55.000 per kg-Rp 60.000 per kg. Harga tersebut anjlok bila dibandingkan dengan akhir tahun lalu yang berada dilevel Rp 110.000 per kg. Menurut Saut, meski saat ini ada tren kenaikan harga udang namun tidak sebanding dengan penurunan harganya yang sangat drastis. Bila ada kenaikan harga kisarannya hanya sekitar US$ 30 sen per kg.

Dengan tren penurunan harga udang tersebut, Saut mengharap kalangan pengusaha disektor pengolahan dapat mengenjot produksi. "Jangan sampai momen ini lepas begitu saja, karena setelah September potensi pasar semakin kecil," ujar Saut.

Saut menyadari, kalangan pengusaha saat ini masih belum banyak yang melakukan penyerapan udang yang ada di gudang-gudang pendingin lantaran tingginya harga pada saat pembelian. Tetapi, Saut bilang hal tersebut harus dilakukan agar tidak semakin memperburuk harga.

Meski demikian, momentum untuk mengenjot ekspor jangan sampai terlewat akibat kondisi ini. "Pabrik harus memperhitungkan. Jangan sampai produsen dari negara lain lepaa (ekspor) kita jadi tidak bisa masuk," kata Saut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×