kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pengusaha optimistis tingkatkan produksi udang


Kamis, 05 Maret 2015 / 09:51 WIB
Pengusaha optimistis tingkatkan produksi udang
ILUSTRASI. Petugas menunjukan Paspor Republik Indonesia (RI) yang sudah jadi di Kantor Imigrasi Kelas 1 Non TPI Tangerang, Tangerang, Banten, Rabu (5/10/2022). Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) melalui Direktorat Jendral Imigrasi memberlakukan aturan baru masa berlaku Paspor RI menjadi 10 tahun dari sebelumnya hanya 5 tahun, yang tertuang dalam Pasal 2A Permenkumham RI Nomer 18 tahun 2022 yang diundangkan pada, Kamis (29/9/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/aww.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Rencana Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjadikan Indonesia sebagai produsen udang terbesar di Asia dan bahkan di dunia disambut baik kalangan pengusaha udang. Pasalnya, udang menjadi salah satu komoditas ekspor unggulan dan memiliki nilai menjanjikan.

Kepala Humas PT Central Proteinaprima Tbk (CPRO)  George Basuki mengatakan pihaknya menyambut baik target yang disampaikan pihak KKP tersebut, Ia bilang, CPRO akan fokus meningkatkan produksi sesuai dengan target.

Kendati begitu, ia enggan membeberkan berapa target produksi perusahaan tahun 2015. Namun sejumlah langkah yang akan dilakukan untuk meningkatkan produksi seperti  memperbaiki infrastruktur pertambakan dan perawatan tambak yang sudah ada. 

"Jadi kami akan memperbaiki infrastruktur pertambakan sehingga lebih baik," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (4/3).Menurutnya, produksi udang bisa terus ditingkatkan seturut dengan program-program pemerintah yang pro pada pelaku usaha juga terus ditingkatkan. Dengan demikian, impian menjadikan Indonesia produsen udang di dunia bisa dimulai dari tahun ini. 

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto mengatakan, untuk mewujudkan target produksi itu, pemerintah serius menjadikan Indonesia sebagai produsen udang terbesar di dunia. Saat ini, KKP melakukan revitalisasi pertambakan dan pemerataan distribusi induk udang ke berbagai sentra produksi. Salah satunya adalah di Tambak Udang Bumi Dipasena, Provinsi Lampung. Tambak ini merupakan salah satu sentra produksi udang terbesar di Indoensia. 

Saat ini, produksi tambak tersebut telah mencapai 20 ton hingga 30 ton per bulan. "Sekarang juga tengah dipersiapkan menghadapi persaingan perdagangan udang global," ujar Slamet.

Slamet mengatakan, pihaknya ingin memproduksi seluruh jenis udang, termasuk udang galah, udang vaname dan udang windu. Dari hitungan KKP, total produksi udang vaname tahun 2014 sebesar 450.000 ton, udang Windu sekitar 160.000 ton. Sementara itu, pada tahun ini, KKP menargetkan produksi udang vaname bisa mencapai 500.000 ton dan udang windu sebesar 200.000 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×