Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Tendi Mahadi
Oleh sebab itu, ia menilai dengan omnibus law ini pengusaha ritel modern semakin berniat untuk melakukan ekspansi. Ia menggambarkan sepanjang 2019 ada penambahan sebanyak 2.500-2.600 gerai baru.
Lebih lanjut, dari 5 toko ritel modern yaitu supermarket, minimarket, hypermarket, grosir, dan departement store adalah minimarket yang mencatatkan pertumbuhan tertinggi sekitar 2.000-2.500 toko per tahun.
Kemudian disusul supermarket, hypermarket, dan departement store sekitar 200-250 gerai atau 10% dari penambahan minimarket. Wholeseller jumlahnya sekitar 20-25 gerai. "Jadi per tahun kurang lebih bertambah 2.500-3.000 gerai per tahun atau per bulan diperkirakan ada penambahan sekitar 200 gerai baru di 2019," paparnya.
Baca Juga: Pergerakan rupiah esok menanti gerakan buruh
Dengan kemudahan usaha yang diatur dalam omnibus law, Roy memprediksi akan ada peningkatan gerai baru 10%-15% per bulannya. "Jadi omnibus law meningkatkan semangat peritel untuk berekspansi karena korelasinya kepastian hukum, kemudahan usaha, kebersamaan, kemandirian, dan pemerataan hak," tukasnya.
Secara terpisah, kontan.co.id juga menghubungi PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP) dan PT Indomarco Prismatama. Sayang, keduanya masih enggan memberikan tanggapan terkait UU Cipta Kerja. "UU ini baru saja di sahkan, kami belum dapat memberikan komentar/tanggapannya saat ini perihal UU tersebut," ujar Sekretatis Perusahaan CSAP Idrus H. Widjajakusuma.
Namun, ia menyebutkan rencana ekspansi selalu digalakan oleh perusahaan. Sepanjang tahun ini, CSAP baru membuka 1 gerai dengan nilai investasi di atas Rp 1 miliar. "Hingga tutup tahun, kami akan membuka 2 toko lagi sehingga akhir tahun jumlah gerai kami sebanyak 37," sebutnya.
Selanjutnya: Omnibus law diharapkan dapat membantu pemulihan ekonomi, simak rekomendasi sahamnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News