kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.678.000   -14.000   -0,83%
  • USD/IDR 16.585   -130,00   -0,79%
  • IDX 6.271   -214,85   -3,31%
  • KOMPAS100 907   -39,76   -4,20%
  • LQ45 704   -27,76   -3,80%
  • ISSI 197   -7,32   -3,58%
  • IDX30 365   -13,68   -3,62%
  • IDXHIDIV20 445   -14,85   -3,23%
  • IDX80 103   -4,03   -3,77%
  • IDXV30 108   -4,81   -4,27%
  • IDXQ30 120   -4,00   -3,23%

Pengusaha Ritel Targetkan Transaksi Capai Rp 77 Triliun lewat Program Friday Mubarak


Jumat, 28 Februari 2025 / 14:20 WIB
Pengusaha Ritel Targetkan Transaksi Capai Rp 77 Triliun lewat Program Friday Mubarak
ILUSTRASI. Aprindo meluncurkan program Friday Mubarak sebuah inisiatif strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sektor ritel modern, meningkatkan daya beli masyarakat & ditargetkan mencatat omzet Rp2,5 triliun per hari dengan total transaksi mencapai Rp77 triliun selama 28 Februari – 28 Maret 2025. 


Reporter: Leni Wandira | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) resmi meluncurkan program Friday Mubarak sebuah inisiatif strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sektor ritel modern, meningkatkan daya beli masyarakat, serta memastikan stabilitas harga bahan pokok selama Ramadan.  

Program ini ditargetkan mencatat omzet Rp2,5 triliun per hari dengan total transaksi mencapai Rp77 triliun selama periode 28 Februari – 28 Maret 2025. Angka tersebut menunjukkan potensi kenaikan 50 hingga 69 persen dibandingkan periode reguler.  

Ketua Umum DPP Aprindo, Solihin menegaskan bahwa Friday Mubarak bukan sekadar program promosi, tetapi langkah strategis dalam mendukung ketahanan pangan nasional dan pertumbuhan sektor ritel.

"Momentum Ramadan selalu memberikan dampak signifikan bagi sektor ritel. Melalui Friday Mubarak, kami ingin memastikan masyarakat bisa memperoleh kebutuhan pokok dengan harga stabil, serta meningkatkan akses pasar bagi UMKM," ujar Solihin dalam acara peluncuran di Hypermart Puri, Jakarta Barat, Jumat (28/1).

Selain di Jakarta, peluncuran program ini juga dilakukan secara serentak di Super Indo Kota Semarang, Alfamart Lampung, Indomaret Kabupaten Dairi, dan Alfamart lainnya.

Untuk memastikan keberhasilan program ini, Aprindo menggandeng berbagai pemangku kepentingan, termasuk Kemenko Perekonomian, Kemenko Pangan, Kemendag, Kemendagri, Kemenkop UKM, Kemenperin, Kementan, Bulog, Bapanas, dan BPJPH.  

Program ini juga didukung oleh lebih dari 150 brand ritel nasional yang akan memberikan berbagai penawaran menarik serta harga terjangkau bagi masyarakat.  

Baca Juga: Industri Ritel Belum Terguncang Badai PHK, Aprindo Berharap Ini ke Pemerintah

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang turut hadir dalam peluncuran, memberikan apresiasi tinggi terhadap inisiatif Aprindo.  Menurutnya, kolaborasi antara sektor ritel dan pemerintah dalam Friday Mubarak menjadi contoh sinergi yang baik dalam menjaga daya beli masyarakat dan memastikan ketersediaan bahan pokok. 

"Dengan upaya ini, kita tidak hanya membantu masyarakat mendapatkan harga yang stabil, tetapi juga menggerakkan perekonomian nasional secara lebih luas," ungkap Airlangga.  

Ia menambahkan bahwa program ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan dan memberdayakan pelaku usaha kecil serta menengah.

Dengan estimasi transaksi harian mencapai Rp2,5 triliun program ini diproyeksikan memberikan dampak luas, tidak hanya bagi sektor ritel, tetapi juga bagi produsen dan pelaku UMKM yang menjadi bagian dari rantai pasok.

Solihin menambahkan bahwa Friday Mubarak dapat menjadi solusi atas tantangan utama selama Ramadan, seperti fluktuasi harga, ketimpangan distribusi bahan pangan, serta meningkatnya permintaan terhadap produk halal dan bersertifikasi.  

"Kami ingin menciptakan ekosistem ritel yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Dengan memastikan harga tetap stabil, stok pangan tersedia, dan UMKM mendapatkan akses pasar lebih luas, kami optimis program ini bisa memberikan manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat," katanya.  

Selain mendorong omzet ritel modern yang tergabung dalam Aprindo, friday Mubarak juga diharapkan memberikan dampak positif bagi sektor ritel tradisional, baik yang berada di daerah maupun yang tidak berjejaring.  

Solihin menegaskan bahwa peningkatan daya beli masyarakat selama Ramadan tidak boleh hanya dinikmati oleh ritel modern, tetapi juga harus berdampak pada warung-warung kecil, pasar tradisional dan ritel lokal.  

"Kami berharap program ini tidak hanya menggerakkan ritel modern, tetapi juga ritel tradisional. Jika daya beli masyarakat meningkat, maka warung-warung kelontong, pasar tradisional, dan pedagang kecil di daerah juga akan ikut merasakan dampaknya. Inilah yang kami sebut sebagai pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif," jelasnya.  

Baca Juga: Aprindo Proyeksikan Pertumbuhan Ritel Turun Jadi 4,8%, Ini Penyebabnya

Untuk itu, Aprindo mendorong kolaborasi antara pemasok besar dengan distributor kecil dan pedagang lokal agar distribusi barang tetap merata dan tidak hanya terpusat di kota-kota besar.  

Melalui Friday Mubarak Aprindo berharap dapat menginspirasi lebih banyak kerja sama antara pemerintah dan dunia usaha dalam membangun ketahanan pangan nasional.

Solihin menegaskan bahwa program ini bukan hanya bersifat jangka pendek selama Ramadan tetapi bisa menjadi model kebijakan jangka panjang dalam menjaga stabilitas harga dan distribusi barang.

"Kami ingin program ini menjadi awal dari berbagai inisiatif serupa yang bisa membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan sinergi yang kuat, kami percaya sektor ritel Indonesia akan terus berkembang dan memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat," pungkasnya.  

Baca Juga: Hadapi Momentum Ramadan dan Lebaran, Aprindo Bidik Pertumbuhan 16% - 20%

Selanjutnya: South Korea, Indonesia Drag Asian Currencies, Stocks on Impending US Tariffs

Menarik Dibaca: Hujan Turun di Wilayah Ini, Simak Ramalan Cuaca Besok (1/3) di Jawa Barat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×