kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pengusaha siap penuhi permintaan Jokowi tingkatkan porsi biodiesel jadi 30%


Selasa, 10 Juli 2018 / 16:57 WIB
Pengusaha siap penuhi permintaan Jokowi tingkatkan porsi biodiesel jadi 30%
ILUSTRASI. Minyak sawit mentah (CPO)


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengeluarkan arahan untuk mengkaji penambahan porsi biodiesel dalam Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi 30% atau kerap dikenal sebagai B30. Asosiasi produsen biofuel menyatakan siap menyanggupi permintaan tersebut.

Ketua Umum Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) MP Tumanggor menyampaikan bahwa produsen biofuel Indonesia siap menghadapi permintaan tersebut. Pasalnya, mengikuti porsi biofuel dalam BBM selama ini di kisaran 20% tidak menjadi masalah dari sisi produsen kelapa sawit.

"Kapasitas produksi kami 11 juta ton per tahun, 30% itu paling tinggi artinya butuh sekitar 6 juta ton," kata Tumanggor kepada Kontan.co.id, Selasa (10/7).

Menurutnya, porsi tersebut tidak akan menganggu produsen biofuel maupun sektor kelapa sawit. Adapun ia memperkirakan tahun ini produksi kelapa sawit bakal mencapai 40 juta ton. Angka ini merangkak naik dari capaian tahun sebelumnya di kisaran 38 juta ton.

Adapun mengutip pemberitaan Kontan sebelumnya, dengan penggunaan B30 menggantikan B20, maka kondusmi biodiesel akan meningkat menjadi 500.000 ton per tahun.

Atas perhitungan teresbut, Tumanggor optimis pihaknya dapat mendorong realisasi dari kebijakan yang diyakini bisa mengurangi ketergantungan sektor migas pada impor serta mengurangi polusi kendaraan.

Asal tahu, tahun ini sektor minyak dari sumber nabati mendapatkan suntikan berkat dipatahkannya larangan biofuel oleh Uni Eropa, setidaknya hingga tahun 2030 dari sebelumnya di tahun 2021.

Berkat itu, Indonesia kembali memiliki kesempatan untuk melakukan ekspor bahan bakar tersebut setelah sempat vakum ekspor dalam beberapa tahun terakhir. APROBI memperkirakan dapat melakukan ekspor 500.000 ton ke Eropa tahun ini.

Adapun Tumanggor yakin penambahan permintaan biofuel dalam negeri ini tidak akan menganggu porsi ekspor tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×