kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BPDPKS targetkan pembiayaan biodiesel Rp 9,8 triliun tahun ini


Jumat, 25 Mei 2018 / 20:27 WIB
BPDPKS targetkan pembiayaan biodiesel Rp 9,8 triliun tahun ini
ILUSTRASI. Minyak sawit mentah (CPO)


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menargetkan penyaluran pembiayaan biodiesel sebesar Rp 9,8 triliun dengan target volume biodiesel yang akan dibayarkan sebesar 3,22 juta kilo liter.

Direktur Penyaluran Dana BPDPKS Edi Wibowo mengatakan, target tersebut ditujukan untuk public service obligation (PSO) dan pembangkit listrik sebesar 3 juta kilo liter, untuk non-pso sebesar 200.000 kilo liter dan untuk kereta api sebesar 20.000 kilo liter. “Untuk non-PSO masih akan didiskusikan lagi dengan ESDM,” ujar Edi, Jumat (25/5).

Hingga April tahun ini realisasi pembayaran insentif biodiesel sudah mencapai Rp 3,24 triliun dengan volume biodiesel yang dibayarkan sebesar 0,97 juta kilo liter atau sekitar 30,10% dari target tahun ini. Sementara, dari Mei hingga Oktober 2018, sudah dilakukan perjanjian pembiayaan insentif biodiesel kepada 19 badan usaha Bahan Bakar Nabati (BBN) sebanyak 1,46 juta kilo liter.

Edi yakin dana yang dianggarkan untuk insentif biodiesel tahun ini cukup dengan mempertimbangkan harga crude oil sebesar UU$ 70 - US$ 80 per barel, sementara sebelumnya harga crude oil sekitar US$ 60 - US$ 65 per barel. “Kalau harga Crude Palm Oil (CPO) di US$ 650 - US$ 700 per ton, otomatis selisih harganya semakin tipis, sehingga insentif yang dibayar semakin kecil. Kita berharap suatu saat tidak akan lagi membayar insentif,” ujar Edi.

Menurut Edi, insentif tidak akan diperlukan lagi apabila dalam kondisi saat ini, harga crude oil menembus US$ 90 per barel.

Sementara itu, realisasi penyaluran biodiesel oleh BPDPKS sejak Agustus 2015 hingga April 2018 mencapai 5,88 juta kilo liter dengan dana yang disalurkan sebesar Rp 24,71 triliun. Efeknya terjadi penghematan devisa negara dari pengurangan impor solar sebesar Rp 30 triliun dan penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 8,79 juta ton CO2e.

Edi pun menyebutkan, realisasi penerimaan pungutan dana sawit hingga saat ini sekitar Rp 4 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×