kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penjualan ban diprediksi tumbuh single digit


Senin, 09 Januari 2017 / 19:39 WIB
Penjualan ban diprediksi tumbuh single digit


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Tren penjualan ban nasional diprediksi bisa makin meningkat tahun 2017. Katalisnya dari permintaan ban yang meningkat dan juga prediksi berkurangnya gempuran ban impor dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 77 tahun 2016 tentang Ketentuan Impor Ban.

Dengan adanya regulasi tersebut, untuk mendapatkan izin importasi ban, salah satu persyaratan yang harus dipenuhi adalah memiliki rekomendasi dari Dirjen IKTA Kemenperin. Selain itu, diperlukan surat penunjukan dari prinsipal pemegang merek atau pabrik di luar negeri yang disahkan notaris publik dan atase perdagangan negara setempat.

Aziz Pane, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ban Indonesia (APBI) menjelaskan, aturan tersebut bukanlah memproteksi melainkan menertibkan aturan sertifikasi ban nasional. "Nantinya ban yang akan masuk dari luar negeri harus diverifikasi dari Sucofindo atau Surveyor," kata Aziz saat dihubungi KONTAN, Rabu (4/1).

Sementara, APBI memperkirakan tahun 2016 penjualan ban roda empat bisa menjadi 72 juta ban dan roda dua bisa 63 juta ban. Ini meningkat 4%-5% dibanding tahun 2015.

Dari 72 juta ban roda empat tesebut komposisiny ada 55 juta ban yang di ekspor dan sisanya merupakan ban original equipment manufacturer (OEM) dan juga domestik. Sedangkan untuk roda dua komposisinya 70% untuk domestik, 20% ekspor dan sisanya ban OEM.

Untuk tahun 2017, diproyeksi penjualan ban roda empat bisa meningkat sekitar 7% menjadi 77 juta-78 juta ban. Sedangkan untuk roda dua diproyeksi bisa tumbuh 3% mencapai 65 juta-66 juta ban.

Hal tersebut dipicu permintaan ban yang meningkat seiring proyek infrastruktur jalan yang sudah selesai. Selain itu ekspansi pabrikan ban dalam negeri juga memicu kenaikan penjualan. Seperti produsen ban asal Semarang yakni PT Mega Rubber.

Namun, Aziz menambahkan, pemerintah harus tetap berhati-hati akan kedatangan ban impor khususnya dari China. Hal ini didasari oleh rencana pemerintah baru Amerika Serikat yang berniat memproteksi barang dari China termasuk dari ban. Menurut Aziz, saat ini Cina memiliki 200 pabrik ban yang menguasai dari hulu ke hilir.

"Saya yakin nantinya China akan mengalihkan penjualan ke Indonesia dengan harga murah bila proteksi AS terjadi. Saya harap dari implementasi aturan mulai dari bea cukai untuk mengantisipasi itu," kata Aziz.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×