Reporter: Epung Saepudin, Fitri Nur Arifenie, Havid Vebri | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Rencana pemerintah membatasi konsumsi bahan bakar minyak (BBM) subsidi membawa berkah bagi perusahaan minyak asing, seperti Shell, Total dan Petronas. Mereka mengaku penjualannya meningkat hingga 20% dari sebelumnya.
Country Chairman and President Director PT Shell Indonesia Darwin Silalahi mengatakan, kampanye pembatasan konsumsi BBM subsidi yang dilakukan pemerintah dalam beberapa bulan terakhir membuat penjualan BBM nonsubsidi meningkat. Penjualan BBM nonsubsidi dipastikan akan meningkat lebih tinggi lagi jika pembatasan konsumsi BBM subsidi resmi diterapkan.
Seorang pengawas SPBU Shell di bilangan MT Haryono mengatakan, Shell memasok sebanyak 48 kiloliter (kl) untuk SPBU MT Haryono. Biasanya, pasokan sebanyak itu baru habis sekitar seminggu. Tapi sekarang, dalam dua tiga hari pasokan sebanyak itu sudah ludes. Jika pengunaan BBM berusbidi resmi diberlakukan, "Kenaikan permintaannya akan lumayan signifikan," kata si pengawas SPBU Shell yang meminta namanya tidak disebutkan.
Petronas juga menyambut gembira rencana pemeirntah pembatasan BBM bersubsidi mulai awal tahun depan. "Kami dari Petronas sangat mendukung program pemerintah," ujar Media Relation Petronas Niaga Indonesia, Bayu Anggraeni. Bayu mengakui, penjualan di SPBU Petronas meningkat seiring ramainya rencana pembatasan BBM bersubsidi. Sayangnya, ia enggan menyebutkan berapa besar kenaikan tersebut.
Namun, menurut Juru Bicara Petronas Jino Sugianto, penjualan Petronas meningkat rata- rata 10%–20%. Selain karena rencana pembatasan konsumsi BBM bersubsidi, buruknya kualitas BBM bersubsidi beberapa waktu lalu turut mendongkrak penjualan BBM nonsubsisi. "Nah, akhirnya banyak konsumen sampai sekarang masih pakai BBM nonsubsidi," tutur Jino.
Pertamina siap bersaing
SPBU asing yang lain, Total, juga ikut sumringah lantaran penjualannya semakin moncer. Agus Salim, pengawas SPBU Total di Jalan Gatot Soebroto, Jakarta, mengatakan, penjualan di SPBU tersebut naik 20% dibanding sebelumnya. Dalam sehari, tutur Agus, pasokan BBM ke SPBU Total normalnya hanya dua kali sehari, namun belakangan ini naik jadi tiga kali sehari. Adapun jumlah pasokan sekali kirim sebanyak 48 kl.
Agus menambahkan, soal harga, Total tetap mengikuti harga internasinal. Namun, Total selalu mencermati pergerakan harga di SPBU Pertamina. "Acuannya tetap harga di Pertamina," kata Agus.
Meski para kompetitor mencatat lonjakan penjualan, PT Pertamina tidak khawatir. Mochamad Harun, Vice President Communication Pertamina optimistis, Pertamina bisa bersaing dengan SPBU asing meski konsumsi BBM bersubsidi dibatasi, sebab Pertamina memiliki jaringan yang lebih luas ketimbang operator lain. "Pertamina sudah head to head dengan operator asing sejak 2006, jadi kami sangat siap," tandasnya.
Pertamina yakin bisnis BBM nonsubsidinya akan berkibar tahun depan. Tak mau kalah dengan para kompetitornya, BUMN migas ini menargetkan, penjualan Pertamax tumbuh 30% dibanding penjualan rata-rata 2010 yang sekitar 2.000-2.200 kl per hari.
Jika target ini tercapai, penjualan Pertamax di 2011 bisa mencapai 2.600-2.660 kl per hari. Dari sisi stok, Pertamina yakin tak akan terjadi kelangkaan Pertamax. Sebab stok tiap hari sudah 200.000 kiloliter, dan bisa ditingkatkan sesuai permintaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News