Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten tekstil dan garmen, PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) telah memproyeksikan efek gulir corona bisa membuat penjualan susut dua digit atau hingga 30% year on year (yoy) di sepanjang tahun ini.
Meski begitu, BELL telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mempertahankan keberlangsungan usahanya.
Direktur PT Trisula Textile Industries Tbk R Nurwulan K menjelaskan, adanya pandemi corona membuat target kinerja di 2020 tidak sebagus 2019 karena kondisinya berbeda.
Baca Juga: Trisula Textile Industries (BELL) akan tebar dividen Rp 3,62 miliar dari laba 2019
"Jadi penjualan diproyeksikan akan turun sekitar 30% dibandingkan 2019 sehingga ini akan berdampak pada proyeksi laba bersih di 2020," jelasnya dalam paparan publik secara virtual, Senin (15/6).
Nurwulan berpikir, kondisi seperti ini yaitu menyusutnya penjualan, tidak hanya dialami BELL saja tetapi juga perusahaan lain akibat dampak corona.
Merosotnya penjualan yang telah diproyeksikan emiten tekstil dan garmen ini, juga mempertimbangkan efek corona yang menimbulkan banyak ketidakpastian.
Direktur Utama Trisula Textile Industrie, Karsongno Wongso Djaja menyatakan jika melihat keadaan saat ini, selama belum ditemukan vaksin untuk corona maka dianggap persoalan pandemi belum selesai. Oleh karenanya, Karsongno mengungkapkan harus berhati-hati dalam mengkaji target dan rencana bisnis untuk tahun 2020.
"Salah satu rencana bisnis di 2020 ialah dengan melakukan continuous improvement dan diversifikasi produk dengan meluncurkan variasi produk Kain Sehat yang dibuat menjadi foldable jacket (jaket lipat)," jelasnya.
Selain mengembangkan produk Kain Sehat untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang peduli terhadap kesehatan, BELL juga telah melakukan diversifikasi produk.
Baca Juga: Penuhi kebutuhan saat new normal, Trisula Textile (BELL) luncurkan kain sehat
Karsongno menjelaskan BELL memproduksi Alat Pelindung Diri (APD) berupa masker non medis dan baju hazmat sejak April 2020 lalu.
Asal tahu saja, produk baju hazmat dan masker non medis yang di produksi BELL ini dibuat menggunakan bahan kain woven polyester yang sudah tersertifikasi Standard 100 dari OEKO-TEX dilengkapi dengan antimicrobial berlabel “silverplus protection” yang sudah tersertifikasi Bluesign Approved dan OEKO-TEX, serta water repellent dengan label “bionic finish eco” yang sudah tersertifikasi Bluesign Approved.
Strategi lainnya untuk mendukung inovasi-inovasi tersebut ialah BELL terus melakukan peremajaan mesin.
“Kami terus melakukan continuous improvement melalui revitalisasi mesin dengan teknologi baru, serta mengoptimalkan kegiatan operasional untuk menjaga keberlangsungan bisnis," jelasnya.
Dalam memuluskan rencananya ini, BELL telah menyiapkan belanja modal sebesar Rp 8 miliar pada tahun ini yang fokus digunakan untuk investasi berkelanjutan khususnya revitalisasi dari peremajaan mesin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News