Reporter: Abdul Wahid Fauzie | Editor: Test Test
JAKARTA. Rupanya bukan hanya penjualan mobil yang anjlok. Bisnis elektronik juga melempem. Bedanya, jika penjualan otomotif turun karena produksi terganggu oleh urusan pasokan listrik, elektronik murni alasan bisnis. Pasar elektronik sepi karena daya beli masyarakat lemah.
Handojo Soetanto, Sekretaris Jenderal Electronic Marketer Club (EMC), mengatakan penjualan elektronik mengalami penurunan sebesar 3%. Dari 1,184 juta unit pada Juli 2008 menjadi 1,149 juta unit pada Agustus. "Angka ini di luar ekspektasi EMC," katanya, Senin (15/9). Sebelumnya EMC memperkirakan penjualan elektronik menjelang lebaran akan meningkat.
Penurunan terjadi di televisi, pompa air, audio-video, dan magic jar. Dari berbagai produk elektronik itu, hanya penjualan lemari es yang masih mencatatkan pertumbuhan.
Penjualan lemari es melesat sebesar 23% menjadi 285.865 unit. "Penjualan produk inilah yang mengerek angka penjualan pada Agustus hingga mencapai Rp 1,8 triliun," kata Handojo. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, penjualan elektronik saat ini tetap mengalami kenaikan sebesar 12% dari Rp 1,6 triliun
Menurut Handojo, penurunan terjadi akibat melemahnya daya beli masyarakat terutama di luar Jawa. Hal ini disebabkan karena harga beberapa komoditas telah mengalami penurunan sehingga pendapatan masyarakat pun menurun. "Biasanya luar Jawa menopang 37%, namun saat ini hanya 32%," tuturnya.
General Manager PT LG Electronics Indonesia Budi Setiawan membenarkan jika permintaan lemari es pada bulan lalu mengalami peningkatan sebesar 20% hingga 25%. Menurutnya, kenaikan permintaan ini adalah hal yang lumrah menjelang puasa. Karena masyarakat membutuhkan lemari es untuk menyimpan makanan saat berbuka dan sahur. "Penjualan LG secara keseluruhan stagnan alias tidak naik tidak turun," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News