kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penjualan kopi dari Mayora imbangi biskuit


Minggu, 19 November 2017 / 15:19 WIB
Penjualan kopi dari Mayora imbangi biskuit


Reporter: Mila Sari | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga 30 September 2017, bisnis kopi di PT Mayora Indah Tbk mencatatkan kontribusi yang cukup baik yaitu mencapai Rp 7,26 triliun. Angka tersebut hampir menyamai pendapatan di lini produk biskuit yang di produksi oleh MYOR yaitu Rp 7,49 triliun.

Dengan pertumbuhan di berbagai lini, Mayora yakin pertumbuhan penjualan 9,69% di tahun ini bisa terjadi. 

"Penjualan September 2017 dibanding September 2016, ada kenaikan sekitar 7,37%," ujarnya pada Corporate Secretary PT Mayora Indah Tbk, Yuni Gunawan pada Kontan.co.id, Jumat (17/11). 

Untuk mendorong pertumbuhan penjualan, Mayora berencana makin gencar memasarkan produk kopi bubuk dan instan ke luar negeri.  Kopi bubuk dan instan yang dipasarkan oleh MYOR selama ini dijual atas nama Mayora Indah dan Torabika. 

"Negara tujuan ekspornya seluruh benua, seperti Singapura, Malaysia, Arab, Portugal," jelasnya.

Untuk bahan baku pembuatan kopi bubuk dan instan, Yuni mengaku sejauh ini di dapat dari dalam negeri. Bahan baku import dibeli jika sedang dibutuhkan saja. 

Beberapa waktu lalu, Mayora baru saja meluncurkan produk kopi terbaru yaitu Torabika Toracafe. Hal ini dilakukan tentunya untuk menggenjot pendapatan dalam bisnis kopi.

"Sesuai motto perusahaan kami, "satu lagi dari Mayora" kami tidak akan pernah berhenti mengeluarkan produk baru," kata Yuni.

Tahun lalu, MYOR berencana untuk membangun sebuah pabrik di kawasan Balaraja, Tangerang, Banten. Untuk membangun pabrik tersebut, MYOR mengeluarkan dana sebesar US$ 75 juta. Pabrik tersebut dibangun dibawah lahan seluar 40 hektare (ha).

Rencananya, pabrik tersebut akan beroperasional pada tahun 2018. Namun Yuni mengatakan jika pabrik tersebut telah rampung dan sudah mulai beroperasi. Sayangnya ia enggan menjelaskan berapa kapasitas dari pabrik tersebut.

"Pabrik di Balaraja sudah beroperasi, untuk produksi biskuit," terangnya.

Hingga akhir tahun, MYOR menargetkan pertumbuhan penjualan mencapai 9,6% menjadi Rp 20,1 triliun. Hingga saat ini, kontribusi penjualan dari pasar domestik mencapai 55% dan 45% merupakan kontribusi pasar global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×