kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.280   0,00   0,00%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Penjualan listrik merosot, IESR: Persoalan PLN di tiga bulan ke depan adalah cashflow


Rabu, 15 April 2020 / 19:12 WIB
Penjualan listrik merosot, IESR: Persoalan PLN di tiga bulan ke depan adalah cashflow
ILUSTRASI. Penjualan listrik PLN diperkirakan terganggu akibat penurunan pemakaian listrik industri


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari

Lebih lanjut, target penjualan listrik PLN di tahun ini sebesar 256,7 Terawatt Hour (TWh). Apalagi dengan target tersebut, seharusnya pencapaian di kuartal pertama bisa menyentuh 63-64 Twh. 

Namun, realisasi penjualan listrik Kuartal I PLN hanya sekitar 61 TWh. Terlebih, sistem Jawa-Bali memegang peranan signifikan, lantaran sekitar 75% dari total penjualan listrik berada di sana.

Dengan kondisi itu, goncangan juga akan terjadi pada cashflow dan bisa menjadi persoalan serius bagi perusahaan listrik plat merah itu. Apalagi, penerimaan PLN juga akan tersendat dengan adanya program tagihan listrik gratis untuk golongan pelanggan 450 Volt Ampere (VA) dan diskon 50% pelanggan 900 VA subsidi.

Hal itu juga diperparah dengan anjloknya penjualan listrik seiring dengan penurunan aktivitas bisnis dan industri selama masa tanggap darurat Covid-19. 

Baca Juga: Ada peluang diskon tarif listrik untuk pelanggan PLN 1.300 VA

"Persoalan PLN dalam tiga bulan mendatang adalah cashflow. Apalagi Menteri Keuangan memprediksi bahwa pertumbuhan ekonomi di kuartal II mengalami kontraksi atau negatif. Ini artinya penjualan listrik PLN pada pelanggan industri dan bisnis berpotensi menurun atau stagnan," terangnya.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, Fabby menilai ada sejumlah cara yang mesti diambil pemerintah dan PLN. Seperti, penjadwalan ulang pembayaran kewajiban jangka pendek, serta menunda pembangunan proyek-proyek yang non-esensial.

"Juga pemerintah perlu mempercepat pembayaran kompensasi dan subsidi listrik kepada PLN," pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×