Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) mengalami tekanan hingga kuartal III- 2025.
Berdasarkan laporan keuangan, penjualan MARK hingga September 2025 tercatat sebesar Rp 594,66 miliar, turun 14,82% dibandingkan Rp 698,11 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Presiden Direktur MARK, Ridwan Goh, menjelaskan penurunan ini terutama dipicu oleh pemberlakuan kembali tarif impor oleh Pemerintah Amerika Serikat pada kuartal II 2025 di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump.
Baca Juga: Penjualan Mark Dynamics (MARK) Turun 14,82% hingga Kuartal III-2025, Ini Penyebabnya
Kebijakan tersebut membuat banyak konsumen luar negeri menunda pembelian (wait and see), sehingga berdampak pada permintaan ekspor.
“Penjualan ekspor kami turun dari Rp 582,89 miliar menjadi Rp 447,54 miliar karena perlambatan permintaan di pasar global, khususnya dari pelanggan di Asia,” ungkap Ridwan kepada Kontan, Jumat (24/10/2025).
Meski ekspor menurun, penjualan domestik justru tumbuh 27,7% menjadi Rp 147,14 miliar. Namun secara keseluruhan, tekanan di pasar ekspor tetap menjadi faktor utama penurunan kinerja MARK.
Ridwan menambahkan, tantangan terbesar perusahaan saat ini terletak pada stabilitas politik dan ekonomi global yang masih bergejolak serta ketegangan perdagangan internasional.
Baca Juga: Mark Dynamics (MARK) Bidik Pasar China dan India di Tengah Tekanan Global
Dari sisi operasional, perseroan terus berupaya meningkatkan kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan yang terus tumbuh seiring dengan pemulihan industri sarung tangan nitril dunia.
Sementara dari sisi pengiriman dan logistik ekspor, Ridwan menyebut masih terdapat ruang perbaikan, terutama dalam efisiensi proses bongkar muat di pelabuhan.
“Penambahan fasilitas pendukung seperti crane dan armada angkut diharapkan dapat mempercepat arus pengiriman barang ekspor dan menjaga ketepatan waktu pengiriman kepada pelanggan internasional,” jelas Ridwan.
Perusahaan juga berharap dukungan pemerintah dalam peningkatan infrastruktur logistik nasional agar dapat menunjang kelancaran ekspor manufaktur Indonesia.
Seiring penurunan penjualan, laba bersih MARK juga turun 7,69% menjadi Rp 204,12 miliar dibandingkan Rp 221,13 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Strategi Diversifikasi Ekspor Mark Dynamics (MARK) Saat Pasar Dibayangi Perang Tarif
Meski begitu, Ridwan optimistis kinerja MARK akan membaik di sisa tahun ini. Produksi perusahaan kini telah kembali beroperasi pada kapasitas penuh setelah kondisi pasar ekspor mulai stabil pascakejelasan tarif dagang.
“Kami menargetkan margin kotor sekitar 50% dan margin laba bersih 30% hingga akhir tahun,” kata Ridwan.
Untuk menjaga profitabilitas, MARK fokus pada efisiensi produksi dan pengendalian biaya bahan baku, serta peningkatan produktivitas pabrik melalui sistem kontrol otomatis dan optimalisasi lini produksi.
Ke depan, perusahaan juga menyiapkan sejumlah strategi pertumbuhan, termasuk pengembangan produk cetakan hemat energi (save energy former) yang dapat mengurangi konsumsi energi hingga 15%, serta ekspansi ke segmen non-glove former melalui anak usaha PT Agro Dynamics Indonesia (ADI).
Selanjutnya: Rupiah Tergelincir Menjadi Rp 16.602 per Dolar AS Sepanjang Pekan Ini
Menarik Dibaca: Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok (25/10), Provinsi Ini Berpotensi Hujan Sangat Lebat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













