kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.411.000   12.000   0,86%
  • USD/IDR 15.405   50,00   0,32%
  • IDX 7.761   -0,43   -0,01%
  • KOMPAS100 1.175   -2,26   -0,19%
  • LQ45 952   -0,21   -0,02%
  • ISSI 224   -0,88   -0,39%
  • IDX30 485   1,12   0,23%
  • IDXHIDIV20 585   0,27   0,05%
  • IDX80 133   0,07   0,05%
  • IDXV30 137   -0,53   -0,38%
  • IDXQ30 162   0,41   0,25%

Penjualan Mobil Listrik Nasional Capai 17.826 Unit Hingga Juli 2024


Kamis, 15 Agustus 2024 / 06:32 WIB
Penjualan Mobil Listrik Nasional Capai 17.826 Unit Hingga Juli 2024
ILUSTRASI. penjualan wholesales mobil listrik nasional tercatat sebanyak 17.826 unit pada Januari-Juli 2024.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar mobil listrik atau battery electric vehicle (BEV) di Indonesia masih cukup atraktif kendati kondisi pasar otomotif secara umum sedang lesu. Terbukti, meski pangsa pasarnya tergolong kerdil, kinerja penjualan mobil setrum nasional melonjak signifikan.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan wholesales (pabrik ke dealer) mobil listrik nasional tercatat sebanyak 17.826 unit pada Januari-Juli 2024. Angka ini melesat 157,30% year on year (YoY) dibandingkan penjualan mobil listrik nasional pada periode yang sama tahun sebelumnya yakni 6.928 unit.

Volume penjualan mobil listrik nasional hingga Juli 2024 sudah sedikit melampaui capaian penjualan sepanjang tahun lalu yakni 17.051 unit. Hingga Juli 2024, segmen mobil listrik berkontribusi 3,68% dari total penjualan wholesales mobil nasional sebanyak 484.236 unit.

Merek-merek asal China cukup mendominasi pasar mobil listrik nasional. Ini terlihat dari tiga besar mobil listrik terlaris di Indonesia pada Januari-Juli 2024 yang dihuni oleh Wuling BinguoEV sebanyak 3.743 unit, kemudian disusul Chery Omoda E5 sebanyak 3.036 unit dan Wuling Cloud EV sebanyak 2.097 unit.

Ketiga model tersebut memiliki persamaan, yakni dirakit di dalam negeri dan memperoleh insentif PPN 1% dari pemerintah.

Baca Juga: Rasakan Arti Kemerdekaan, Bebas Ribet Berkendara dengan Armada Beam Mobility

Uniknya, pendatang baru seperti BYD mampu menorehkan kinerja penjualan mobil listrik yang menawan. Salah satu model yaitu BYD Seal membukukan penjualan wholesales sebesar 1.989 unit atau peringkat empat mobil listrik terlaris nasional hingga Juli 2024.

Meski masih berstatus impor utuh atau completely built up (CBU), penjualan BYD Seal mengungguli beberapa model lain yang notabene sudah diproduksi lokal seperti MG 4 EV (1.557 unit), Wuling Air ev (1.253 unit), dan Hyundai Ioniq 5 (808 unit).

Sementara itu, PT Chery Sales Indonesia (CSI) menilai, larisnya penjualan Omoda E5  cukup di luar ekspektasi. Apalagi, model ini sebenarnya baru diperkenalkan ke publik awal 2024. Omoda E5 pun dihadirkan untuk memenuhi selera konsumen Indonesia terhadap mobil berdesain futuristik dan sporty.

"Saat ini, Omoda E5 merupakan SUV listrik terlaris di Indonesia," ujar Head of Brand Department Chery Sales Indonesia Rifkie Setiawan dalam keterangan resmi, Rabu (14/8).

Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto meyakini, penjualan mobil listrik nasional akan terus tumbuh pada bulan-bulan berikutnya seiring banyaknya merek dan model baru yang membanjiri pasar.

Gaikindo juga memperkirakan, mobil listrik yang memperoleh insentif seperti PPN 1% ataupun bebas bea masuk impor CBU berpeluang besar mencatat volume penjualan yang lebih besar ketimbang mobil listrik lainnya.

"Tentu kalau mobil-mobil listrik yang mendapat insentif harganya lebih terjangkau, sehingga penjualannya berpeluang meningkat," terang Jongkie, Rabu (14/8).

Baca Juga: China Pimpin Penjualan Kendaraan Listrik Global pada Juli 2024

Pengamat Otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu menyebut, pangsa pasar mobil listrik nasional sangat berpotensi tumbuh lebih dari 3% dalam waktu dekat. Hal ini dengan catatan program insentif penjualan mobil listrik terus berlanjut dan infrastruktur penunjang seperti charging station terus dikebut pembangunannya.

Meski penyerapannya belum signifikan dan merata di Indonesia, lokalisasi produksi mobil listrik akan tetap menguntungkan bagi para agen pemegang merek (APM) secara jangka panjang. Sebab, pemerintah memiliki program penguatan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang bisa mendorong harga mobil listrik menjadi lebih murah di kemudian hari.

Lagi pula, Indonesia merupakan salah satu pasar terbesar di Asia Tenggara yang memiliki beberapa perjanjian perdagangan bebas dengan beberapa negara atau kawasan regional lain. Hal ini dapat menjadi kesempatan bagi APM mobil listrik yang memiliki fasilitas produksi di Tanah Air untuk memasarkan produknya baik di dalam maupun luar negeri.

"Indonesia berpotensi menjadi hub pemasok mobil listrik ke kawasan lain," tandas dia, Rabu (14/8).        
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024) Mudah Menagih Hutang

[X]
×