kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45867,20   12,42   1.45%
  • EMAS1.357.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan Mobil Nasional Sepanjang Januari-Mei 2024 Turun, Simak Penyebabnya


Minggu, 16 Juni 2024 / 10:30 WIB
Penjualan Mobil Nasional Sepanjang Januari-Mei 2024 Turun, Simak Penyebabnya
ILUSTRASI. Tren penurunan penjualan mobil nasional yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir mendapat sorotan dari pakar.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren penurunan penjualan mobil nasional yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir mendapat sorotan dari sejumlah pakar.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan wholesales (pabrik ke dealer) mobil nasional turun 21% year on year (yoy) menjadi 334.969 unit pada Januari-Mei 2024. Setali tiga uang, penjualan retail (dealer ke konsumen) mobil nasional juga berkurang 14,4% yoy menjadi 361.698 unit.

Pengamat Otomotif Bebin Djuana menyampaikan, penurunan penjualan mobil di Indonesia bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti kondisi ekonomi global dan nasional yang belum stabil. Pelemahan kurs rupiah juga membuat berdampak ke beberapa sektor industri, sehingga konsumen cenderung menunda pembelian mobil baru.

Kenaikan suku bunga acuan juga mempengaruhi permintaan mobil baru, bahkan juga dirasakan hingga ke pasar mobil bekas yang ikut lesu.

Baca Juga: GIIAS 2024 Siap Digelar, 40 Model Kendaraan Anyar Bakal Ditampilkan

"Pada awalnya setelah Pemilu, pasar otomotif diperkirakan akan pulih secara bertahap, ternyata guncangan demi guncangan terus mengganggu berakibat negatif pada industri ini," ungkap dia, Senin (10/6).

Pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu menambahkan, pelemahan rupiah membuat harga komponen impor untuk mobil yang dirakit di Indonesia mengalami kenaikan. Akibatnya, harga mobil baru jadi ikut naik dan sulit terjangkau bagi masyarakat menengah yang menjadi segmen terbesar di pasar otomotif.

Prospek penjualan mobil pada sisa tahun 2024 akan bergantung dari dinamika berbagai faktor seperti ketidakpastian ekonomi global yang bisa menyulut kenaikan harga energi, sehingga memukul daya beli konsumen dan menghambat pemulihan ekonomi nasional.

Di sisi lain, jika sinyal penurunan suku bunga acuan benar-benar nyata, tentu hal ini akan berdampak pada penurunan suku bunga kredit dan cicilan kendaraan bermotor. Ujung-ujungnya daya beli konsumen akan membaik dan memacu mereka untuk membeli mobil baru.

"Sekitar 85%-90% pembelian mobil masih dilakukan melalui kredit," tutur dia, Selasa (11/6).

Baca Juga: Mobil Listrik Baru Siap Banjiri Pasar Otomotif RI

Sementara itu, Ketua III Gaikindo Rizwan Alamsjah menyampaikan, pihaknya tetap mempertahankan target penjualan mobil nasional berada di level 1,1 juta unit pada 2024 kendati pasar otomotif sedang melambat.

Adanya pameran otomotif seperti Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 diyakini akan jadi pemicu tumbuhnya permintaan mobil. Apalagi, banyak merek yang berpartisipasi dan model baru yang diluncurkan pada ajang tersebut.

"Kalau pertumbuhan ekonomi masih di kisaran 5%, tren konsumsi mestinya tetap aman dan penjualan otomotif tetap lancar," tandas dia ketika ditemui KONTAN, Rabu (12/6).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM) Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×