Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan perumahan di kawasan Jabodetabek - Banten masih menunjukkan tren yang positif di kuartal kedua tahun ini.
Hasil riset Indonesia Property Watch (IPW) menyebutkan, nilai penjualan pasar perumahan Jabodetabek - Banten untuk pasar primer atau primary market naik 81,4% secara kuartalan quarter-on-quarter (qoq) sebesar 81,4% di kuartal II 2020. Kenaikan ini terjadi setelah nilai penjualan perumahan di wilayah tersebut anjlok 50,1% qoq pada kuartal sebelumnya.
Pertumbuhan nilai penjualan perumahan Jabodetabek - Banten terjadi pada saat harga rata-rata unit perumahan di wilayah tersebut menyusut. Untuk wilayah Cilegon misalnya, tren harga rata-rata unit di wilayah tersebut tercatat merosot 33,3% qoq menjadi Rp 285,84 juta di kuartal II 2020. Sebelumnya, harga rata-rata unit di daerah tersebut mencapai Rp 428,73 juta di kuartal I 2020.
Penurunan harga rata-rata juga dijumpai di wilayah Jakarta dan Tangerang. Melansir hasil riset Indonesia Property Watch, harga jual rata-rata unit perumahan di wilayah Jakarta turun
Baca Juga: Bisnis properti masih lesu, ini segmen pasar yang diincar Metropolitan Land (MTLA)
15,6% qoq menjadi Rp 1,95 miliar di kuartal II 2020. Sementara itu, harga jual rata-rata unit perumahan di wilayah Tangerang turun 2,1% qoq menjadi Rp 478,55 juta di kuartal II 2020.
Sebenarnya, harga rata-rata unit perumahan di beberapa wilayah masih mengalami kenaikan. Untuk wilayah Bekasi misalnya, pertumbuhan harga rata-rata unit perumahan di wilayah tersebut tercatat melesat 11,1% qoq dari semula Rp 667,27 juta di kuartal I 2020 menjadi Rp 741,67 juta di kuartal II 2020.
Pertumbuhan yang lebih tinggi bahkan dijumpai di wilayah Bogor dengan kenaikan harga rata-rata sebesar 18,3% menjadi Rp 766,96 juta di kuartal II 2020. Sebelumnya, harga rata-rata unit perumahan di Bogor tercatat sebesar Rp 648,04 juta di kuartal I 2020.
Menyusul, wilayah Depok dan Serang juga masing-masing menunjukkan kenaikan harga jual rata-rata di kuartal II 2020, yakni sebesar 7,1% qoq menjadi Rp 1,03 miliar untuk wilayah Depok dan sebesar 10,8% qoq menjadi Rp 460,13 juta untuk wilayah Serang.
Kendati demikian, tren kenaikan harga rata-rata unit di wilayah-wilayah tersebut belum mampu mengangkat harga rata-rata unit perumahan se-Jabodetabek-Banten secara keseluruhan. Melansir hasil riset Indonesia Property Watch, tren harga rata-rata unit perumahan secara keseluruhan untuk wilayah Jabodetabek - Banten mengalami penurunan secara kuartalan sebesar 3,9% dari semula Rp 585,07 juta di kuartal I 2020 menjadi Rp 562,33 juta di kuartal II 2020.
Baca Juga: Ada tanda pemulihan ekonomi, harga properti hunian di pasar sekunder bakal membaik
Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch Ali Tranghanda menjelaskan, pertumbuhan nilai penjualan perumahan di wilayah Jabodetabek - Banten didorong oleh kenaikan pada sisi volume penjualan unit. Pasalnya, entah berhubungan atau tidak, di tengah tren penurunan harga jual rata-rata unit, jumlah unit yang terjual di wilayah Jabodetabek-Banten pada kuartal II 2020 naik 88,7% secara kuartalan.
Ali menduga, kenaikan volume penjualan unit disebabkan oleh daya beli masyarakat yang masih terjaga serta adanya program-program penjualan menarik dari pihak pengembang. “Daya beli masyarakat ternyata masih ada, selain itu, banyak juga pengembang yang membuat promo dan penawaran khusus diskon 5%-10%,” kata Ali kepada Kontan.co.id, Rabu (22/7).
Proyeksi IPW, pertumbuhan penjualan unit perumahan masih bisa terjadi pada kuartal berikutnya. Proyeksi ini dirumuskan dengan asumsi kondisi pandemi corona (covid-19) tidak semakin memburuk. Sementara kalau dilihat dari pola pergerakannya, IPW memperkirakan adanya pergeseran pasar ke segmen harga yang lebih rendah seperti segmen unit dengan harga Rp 300 juta ke bawah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News