Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) semakin kinclong. LPKR berhasil meningkatkan penjualan berbagai produk properti di bawah kendalinya. Kinerja positif ini mengindikasikan berbagai strategi bisnis yang dijalankan perusahaan, berhasil dieksekusi dengan baik.
Di tahun 2019 lalu, LPKR berhasil melakukan penjualan sebanyak Rp 1,85 triliun. Realisasi penjualan tersebut lebih besar 23% dari target penjualan yang dicanangkan yaitu sebesar Rp 1,5 triliun.
Lebih fantastis lagi, penjualan LPKR di kuartal ke-empat sebesar Rp 707 miliar naik sebesar 132,6% dari penjualan di kuartal kedua sebesar Rp 304 miliar. Hal ini mencerminkan momentum bisnis LPKR yang semakin menguat dan juga overall demand pembeli yang juga semakin kuat.
Baca Juga: Ini kabar terbaru dari proyek Meikarta
CEO Lippo Karawaci John Riady menjelaskan, strategi bisnis yang jitu dikombinasikan dengan terus menguatnya permintaan di sektor properti memberikan sinyal positif bagi kinerja perusahaan di tahun 2020.
“Kami optimistis bahwa permintaan sektor properti akan tetap kuat di tahun 2020. Kami akan melanjutkan kinerja positif dari strategi bisnis kami untuk terus memanfaatkan momentum baik ini untuk meningkatkan penjualan,” ucap John dalam keterangannya, Selasa (21/1).
Ditegaskan John, peningkatan penjualan didorong oleh penjualan inventaris saat ini dan percepatan proses konstruksi berbagai properti baru yang sedang dibangun.
Baca Juga: Kerap dikabarkan mangkrak, apa kabar proyek Meikarta?
Diketahui, LPKR saat ini mengerjakan sejumlah proyek properti di daerah. Proyek tersebut diminati oleh pasar dan ditargetkan selesai tepat waktu untuk kemudian diserahkan ke konsumen.
Perseroan optimistis terhadap permintaan di pasar properti akan terdorong oleh faktor pemulihan ekonomi dan kebijakan pemerintah tahun depan. Dari sisi pemerintah, yang mendorong demand properti di antaranya program rumah bersubsidi. Program ini sudah masuk APBN.
Sesuai rencana, Lippo Karawaci akan meluncurkan sejumlah landed residential product di Karawaci guna mengejar target marketing sales tahun depan.
Di sisi lain, perseroan juga melanjutkan proyek-proyek yang tengah berjalan, seperti Holland Village, Millennium Village, Embarcadero, Lippo Office Thamrin, dan Holland Village Manado.
Baca Juga: Obligasi Lippo Karawaci (LPKR) oversubscribed 4,5 kali lipat
LPKR memastikan, anggaran proyek Meikarta yang digarap Lippo Cikarang juga tersedia, yakni US$ 180 juta. Dana itu berasal dari hasil penggalangan dana melalui rights issue (penerbitan saham baru untuk menambah modal) tahun ini.
Perseroan telah berhasil menggalang dana senilai total US$ 808 juta, yang berasal dari penawaran umum terbatas US$ 788 juta dan divestasi aset di Myanmar US$ 20 juta.
Di sektor apartemen penjualan juga terus tumbuh positif. Tren positif penjualan apartemen Lippo Karawaci menunjukkan bahwa pasar properti Indonesia masih menarik didorong oleh semakin kuatnya daya beli populasi masyarakat berpendapatan menengah.
Tren penjualan ini membuktikan daya tarik pasar ritel Indonesia yang didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang kuat, kelas menengah yang bertumbuh pesat, serta demografi penduduk berusia muda di mana lebih dari separuh populasi berusia di bawah 30 tahun.
Baca Juga: Lippo Karawaci (LPKR) terbitkan obligasi senilai US$ 325 juta
Lippo Karawaci merupakan salah satu perusahaan properti terbesar yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan total aset US$ 4 miliar per September 2019, dan kapitalisasi pasar US$ 1,2 miliar per 31 Oktober 2019.
Selain mengembangkan enam proyek properti yang sedang berjalan, perseroan mengelola 51 mal dengan gross floor area 3,4 juta m2, serta jaringan 36 RS yang difasilitasi 3.666 unit tempat tidur.
Lippo Karawaci memiliki cadangan lahan (landbank) yang terdiversifikasi dengan izin pengembangan lebih dari 8.000 ha. Lahan seluas 1.461 ha yang tersebar di Indonesia menyediakan keperluan pengembangan di kemudian hari untuk jangka waktu lebih dari 15 tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News