kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45922,10   12,79   1.41%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan properti turun, saat tepat untuk membeli


Jumat, 11 Desember 2015 / 15:23 WIB
Penjualan properti turun, saat tepat untuk membeli


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Direktur Eksekutif Pusat Studi Properti Indonsia (PSPI), Panangian Simanungkalit, menganjurkan konsumen baik dengan motif investasi maupun pengguna akhir (end user) untuk segera membeli properti tahun ini.

"Sekaranglah saatnya membeli properti. Bisa apartemen atau rumah. Ini waktu yang tepat untuk membeli, it's time to buy," ujar Panangian saat pemaparan Property Outlook 2016 di Jakarta, Kamis (10/12).

Panangian memberi alasan, tahun 2015 merupakan momentum buyer's market  atau banyak orang yang membutuhkan uang.

Fenomena tersebut disebabkan uang yang beredar di masyarakat sedikit. Tingginya tingkat inflasi dan suku bunga juga mendorong konsumen dan investor menunda pembelian.

Akibatnya penjualan properti mengalami penurunan tajam hingga 30%. Wajar jika akhirnya, harga properti yang ditawarkan sangat kompetitif, untuk tidak dikatakan "miring".

"Hanya ada dua premis dalam dunia properti, uang cari barang atau barang cari uang. Yang berlaku sekarang adalah barang cari uang," sebut Panangian. 

Momentum tepat membeli properti, Panangian melanjutkan, bisa berlangsung sampai bulan Maret 2016 mendatang. Setelah itu, harga akan merangkak naik yang didorong membaiknya kondisi ekonomi.

"Saat itu giliran uang cari barang. Banyak uang beredar. Inflasi dan suku bunga juga turun," kata Panangian.

Konsumen dan investor yang baik, imbuh dia, adalah yang mampu membaca gelagat pasar. Ketika banyak orang menjual properti, investor biasanya berlaku sebaliknya yakni membeli properti. 

Panangian yakin, kondisi pasar properti akan bangkit pada tahun 2016 dan mengalami ledakan (booming) dua tahun setelahnya.

Faktor-faktor yang menstimulasi ledakan properti tak lain inflasi dan tingkat suku bunga yang rendah dan stabil sekitar 5,75%, percepatan pembangunan infrastruktur, pertumbuhan ekonomi yang terus menunjukkan kenaikan menjadi sekitar 5-6%, dan meningkatnya daya beli konsumen.

Pada periode tersebut pula akan muncul pusat-pusat pertumbuhan baru yakni kawasan timur Jakarta yang dilintasi pembangunan infrastruktur Jalan Tol dan transportasi light rail transit (LRT).

"Kawasan tersebut adalah Cibubur, Cipayung, Cimanggis, dan Bekasi," tandas Panangian. (Hilda B Alexander)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×