kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penjualan Sepeda Anjlok, Sejalan dengan Penurunan Tren Bersepeda


Minggu, 29 September 2024 / 11:00 WIB
Penjualan Sepeda Anjlok, Sejalan dengan Penurunan Tren Bersepeda
ILUSTRASI. penjualan sepeda nasional turun drastis sejak 2020 sampai 2024


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bersepeda sempat menjadi tren aktivitas yang digandrungi oleh masyarakat ketika awal pandemi Covid-19 lalu. Namun, tren ini mulai memudar hingga membuat kinerja pasar sepeda di Indonesia lesu dalam beberapa tahun terakhir.

Ketua Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia (Apsindo) Eko Wibowo Utomo mengatakan, penjualan sepeda nasional turun drastis sejak 2020 sampai 2024, terutama hingga momen Pemilu, yakni sekitar 60%-70%.

Permintaan sepeda berkurang drastis setelah pandemi berakhir, sehingga menimbulkan kondisi kelebihan pasokan di kalangan penjual sepeda.

Beruntung, setelah Pemilu mulai ada perbaikan penjualan sepeda dengan pertumbuhan sekitar 10%-20% seiring meningkatnya kegiatan bersepeda di area perkotaan, terutama untuk sepeda balap (road bike) dan sepeda lipat. Permintaan sepeda listrik atau moped juga meningkat akhir-akhir ini. 

"Dari sisi harga terjadi diskon besar-besaran untuk stok lama dan untuk stok baru juga dikenakan harga yang lebih terjangkau, karena mempertimbangkan daya beli," kata dia, Jumat (28/9).

Baca Juga: Royal Enfield Indonesia Cetak Rekor MURI, One Ride 2024 Peserta Terbanyak dari 8 Kota

Apsindo menambahkan, aktivitas impor sepeda masih dilakukan, khususnya untuk pelaku usaha pemegang merek sepeda global lantaran mereka terikat kontrak pembelian produk. Namun, impor tersebut dilakukan dalam jumlah yang lebih rendah dan menyasar produk sepeda yang berpotensi laku di pasar lokal.

Produksi sepeda di dalam negeri juga tetap aktif berjalan. Kembali lagi, volume sepeda yang diproduksi tentu berkurang dan pihak produsen lebih mempertimbangkan produk yang dapat menyasar kelas menengah bawah.

"Hal yang penting sekarang adalah mengalirkan cash flow perusahaan dan pabrik, sehingga produsen harus lebih jeli membangun pasar dan memahami pasar agar produk yang dihasilkan dapat terjual," ungkap Eko.

Eko menambahkan, seiring adanya kepastian politik dan pemerintahan baru, muncul optimisme bahwa pasar sepeda akan membaik.

Apsindo pun berharap pemerintah terus konsisten membangun infrastruktur yang mendukung energi hijau sehingga kembali tren bersepeda yang bukan hanya sebagai aktivitas rekreasi atau olahraga saja, melainkan juga untuk mobilitas sehari-hari.

"Terbukti untuk sepeda listrik sudah menjadi transportasi jarak pendek dari rumah ke warung atau untuk keperluan antar jemput sekolah," pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×