Reporter: Handoyo | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. PT Sariwangi A.E.A memproyeksikan produksi dan penjualan teh tahun ini tidak seharum tahun lalu. Hujan lebat dan angin besar yang melanda sentra produksi teh mengakibatkan penurunan produksi maupun penjualan tersebut.
Andrew T. Supit, Managing Director Sariwangi mengatakan, akibat anomali cuaca tersebut penjualan teh diproyeksi menyusut hingga 25%. "Hujan angin seperti ini, daun (pucuk daun) tidak ada. Sehingga membuat pasokan berat," kata Andrew, belum lama ini.
Catatan saja, kapasitas produksi teh Sariwangi saat ini sekitar 40.000 ton hingga 50.000 ton per tahun. Selain dari dalam negeri, bahan baku teh Sariwangi juga didatangkan dari impor tetapi jumlahnya tidak banyak.
Sebenarnya Sariwangi sendiri dapat mengisi kekosongan bahan baku teh dengan cara melakukan impor. Namun, karena perbedaan karakter dari selera konsumen tersebut menjadikan Sariwangi tidak melakukan substitusi seluruh kebutuhan teh dari impor. Jenis teh yang diimpor tersebut adalah green tea atau teh hijau.
Pasokan teh lokal dari Sariwangi sendiri disuplai dari perkebunan teh internal dan dari pihak ketiga atau melalaui kemitraan dengan petani. Perkebunan teh yang dimiliki oleh internal perusahaan sendiri sekitar 3.500 hektar (ha) yang berada di daerah Sukabumi dan Ciwidey.
Andrew bilang, suplai teh dari perkebunan inti Sariwangi masih sangat kecil. Tahun lalu, sumbangan teh dari perkebunan Sariwangi sendiri dibawah 10.000 ton per tahun. "Teh produksi kebun sendiri kita ambil semua," kata Andrew.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News