Reporter: Sofyan Nur Hidayat | Editor: Test Test
JAKARTA. Sikap Amerika Serikat (AS) yang menggunakan isu lingkungan hidup dalam menolak produk crude palm oil (CPO) Indonesia dan turunan dinilai sebagai alasan yang tidak berdasar. Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian, Benny Wahyudi menilai alasan itu sebenarnya hanya bertujuan untuk melindungi industri minyak nabati di Amerika.
Benny menegaskan, tidak ada dasar yang kuat pada isu lingkungan hidup seperti deforestasi dan kerusakan lingkungan yang dituduhkan Amerika. Produksi CPO di Indonesia menurutnya sudah sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berkaitan dengan lingkungan hidup. "Alasan yang disampaikan imajinatif dan cuma dibuat-buat untuk melindungi industri di Amerika," kata Benny, Rabu (1/2).
Menurut Benny, Amerika ingin melindungi industri minyak nabati di negerinya yang berbahan baku seperti jagung dan kedelai. Menurutnya, komoditas minyak nabati itu kalah bersaing dengan CPO dan turunannya.
Benny bilang, ekspor CPO ke Amerika sebenarnya tidak terlalu besar. Namun sikap yang ditunjukkan negara itu terhadap CPO Indonesia bisa dijadikan referensi oleh negara lain. Jika sikap Amerika diikuti negara lain maka akan sangat merugikan Indonesia sebagai produsen CPO terbesar di dunia.
Ketua Bidang Penelitian dan Lingkungan Hidup Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Daud Darsono mengatakan sikap Amerika tidak hanya berdampak pada CPO Indonesia tapi juga CPO dunia. "Tapi kita masih punya waktu untuk memberikan masukan dan sanggahan," kata Daud.
Dampak terhadap Indonesia pasti ada jika CPO ditolak di Amerika. Daud mengatakan semua pemangku kepentingan di bidang CPO di Indonesia harus bersatu dalam memberikan masukan dan sanggahan ke pemerintah Amerika.
Menurut Daud, Indonesia harus mampu memberikan masukan dan data ilmiah dalam menyanggah pernyataan Amerika. Jika data yang disampaikan ilmiah dan meyakinkan maka para ahli di Amerika juga akan bisa memahami.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News