Reporter: Leni Wandira | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat penerbangan, Gatot Rahardjo, menilai bahwa penurunan tarif tiket pesawat selama periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025 tidak akan berdampak signifikan terhadap kinerja keuangan maskapai penerbangan.
Menurut Gatot, meskipun harga tiket mengalami diskon sebesar 10 persen, perubahan ini lebih banyak dipengaruhi oleh penurunan biaya layanan bandara dan fuel surcharge, yang pada gilirannya akan merangsang peningkatan jumlah penumpang.
Gatot menjelaskan, dampak utama dari penurunan tarif tiket ini justru akan dirasakan oleh bandara, yang mengalami pengurangan pendapatan akibat penurunan tarif PJP2U dan PJP4U sebesar 50 persen.
"Maskapai tidak terlalu terpengaruh, karena pengurangan biaya yang terjadi hanya pada fuel surcharge dan biaya bandara. Pertamina juga telah berkomitmen untuk tidak menaikkan harga avtur selama Desember, sehingga dampak pada biaya operasional maskapai tidak signifikan," ujar Gatot kepada KONTAN, Jumat (13/12).
Baca Juga: AirAsia (CMPP) Pastikan Penurunan Tarif Tiket Pesawat Tidak Bebani Kinerja Keuangan
Lebih lanjut, Gatot menambahkan bahwa meskipun tarif tiket pesawat diturunkan, maskapai diharapkan dapat meraup keuntungan dari peningkatan jumlah penumpang yang terjadi selama periode Nataru, yang umumnya lebih tinggi dibandingkan hari biasa.
"Dengan peningkatan jumlah penumpang, maskapai berpotensi mendapatkan pendapatan tambahan dari layanan lainnya, seperti bagasi, asuransi, dan makanan di pesawat," jelasnya.
Penurunan tarif ini dilakukan melalui pengurangan harga avtur yang diberikan oleh PT Pertamina sebesar 7,5-10 persen di 19 bandara, serta pengurangan fuel surcharge jet dari 8 persen menjadi 2 persen. Selain itu, layanan bandara juga diberikan diskon tarif, yang diharapkan dapat menambah daya tarik bagi penumpang untuk melakukan perjalanan udara selama liburan akhir tahun.
Gatot menyimpulkan bahwa meskipun tarif tiket pesawat lebih terjangkau, dampak keuangan yang signifikan bagi maskapai kemungkinan tidak akan terjadi, karena kebijakan ini lebih difokuskan pada pengurangan biaya operasional dan upaya merangsang permintaan penumpang selama masa liburan.
"Dengan peningkatan itu diharapkan dapat meningkatkan juga pendapatan dari maskapai. Jadi itu ya. Yang perlu diketahui dari penurunan harga tiket ini, bukan tarif nya yang dikurangi tapi biaya layanan bandara dan fuel surcharge yang dikurangi," pungkasnya.
Baca Juga: Sepanjang 3.020 Km Jalan Tol Siap Digunakan pada Momen Nataru 2024/2025
Selanjutnya: Mixagrip Luncurkan Mixagrip Herbal Greges
Menarik Dibaca: Goodyear Indonesia Perluas Layanan Belanja Lewat TikTok Shop dan Program Trade In
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News