kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   -25.000   -1,30%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Penutupan Gerai Modern Meningkat di Awal 2025, Mendag Beberkan Pemicunya


Sabtu, 07 Juni 2025 / 05:45 WIB
Penutupan Gerai Modern Meningkat di Awal 2025, Mendag Beberkan Pemicunya
ILUSTRASI. Warga berbelanja di salah satu gerai supermarket GS The Fresh di kawasan Cipondoh, Tangerang, Banten, Senin (12/5/2025). Gelombang penutupan ritel modern banyak terjadi pada awal 2025, Menteri Perdagangan Budi Santoso mengungkapkan sejumlah penyebabnya.


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Gelombang penutupan ritel modern banyak terjadi pada awal tahun 2025. Menanggapi fenomena ini, Menteri Perdagangan Budi Santoso mengungkapkan sejumlah penyebab di balik tren tersebut.

Menurut Budi, salah satu faktor utama penutupan gerai ritel modern di Indonesia adalah terjadinya perubahan pola belanja masyarakat. 

Ia menekankan bahwa pelaku usaha ritel perlu menambahkan daya tarik atau nilai tambah pada tokonya, tidak sekadar berfokus pada penjualan produk. Salah satu contohnya adalah dengan menghadirkan pengalaman berbelanja yang berbeda.

Baca Juga: Sejumlah Emiten Ritel Ramai-Ramai Tutup Gerai di Sepanjang Tahun 2024, Ada Apa?

“Kami berdiskusi dengan Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI). Ternyata, jika ritel modern hanya menjual barang tanpa menyajikan pengalaman atau perjalanan berbelanja yang menarik, maka mereka akan kalah bersaing dengan pelaku UMKM,” ujar Budi di Auditorium Kementerian Perdagangan, Rabu (4/6).

Selain itu, pola periodisasi belanja masyarakat juga mengalami perubahan. Jika sebelumnya masyarakat terbiasa melakukan belanja bulanan, kini kebiasaan tersebut mulai berkurang. 

Saat ini, masyarakat cenderung berbelanja mingguan dengan pengeluaran yang lebih kecil, dan lebih memilih toko-toko yang berada di dekat tempat tinggal.

“Sekarang orang belanja untuk kebutuhan satu atau dua hari saja. Akibatnya, mereka memilih berbelanja di ritel yang terdekat,” lanjutnya.

Baca Juga: Mendag Beberkan Alasan Mengapa Banyak Peritel Bertumbangan di Awal 2025

Budi juga menambahkan bahwa pusat perbelanjaan atau mal akan kehilangan daya tarik apabila tidak mampu menyediakan fasilitas hiburan dan gaya hidup yang sesuai dengan tren serta minat masyarakat.

“Misalnya, jika tidak ada tempat makan, nongkrong, atau berkumpul, maka mal akan sepi pengunjung,” tuturnya.

Sementara itu, Direktur PT Rumah Mebel Nusantara (IKEA Indonesia), Hadrianus Wahyu Trikusumo, mengamini pandangan tersebut. 

Ia mengakui bahwa pihaknya juga merasakan adanya perubahan pola belanja masyarakat di awal tahun 2025.

Baca Juga: Alfamart (AMRT) Tutup Lebih dari 300 Gerai di Tahun 2024, Ini Penyebabnya

“Perubahan itu pasti ada, dan kami merasakannya. Namun, daripada melihat perubahan ini sebagai masalah, lebih baik kami merenung dan mencari solusi serta strategi ke depan,” ujar Hadrianus dalam kesempatan yang sama.

Selanjutnya: 7 Rekomendasi Jus Penurun Kolesterol Setelah Makan Daging Sapi hingga Kambing

Menarik Dibaca: Samsung A55 Punya Kamera 50MP, Hasil Foto Low Lightnya Bikin Kagum

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×