kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.929.000   -9.000   -0,46%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Mendag Beberkan Alasan Mengapa Banyak Peritel Bertumbangan di Awal 2025


Jumat, 06 Juni 2025 / 05:45 WIB
Mendag Beberkan Alasan Mengapa Banyak Peritel Bertumbangan di Awal 2025
ILUSTRASI. Menteri Perdagangan Budi Santoso membeberkan beberapa penyebab peritel bertumbangan. Salah satunya, mulai terjadi perubahan pada pola belanja masyarakat.


Reporter: Vatrischa Putri Nur | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Gelombang penutupan ritel modern banyak terjadi di awal tahun 2025.

Menteri Perdagangan Budi Santoso membeberkan beberapa penyebab peritel bertumbangan. Salah satunya, mulai terjadi perubahan pada pola belanja masyarakat.

Sehingga, pelaku usaha ritel perlu untuk memberikan daya tarik atau nilai tambah terhadap tokonya, tak hanya untuk berjualan produk saja. Misalnya menambahkan experience yang berbeda dari lainnya.

“Kami diskusi dengan (Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia) APPBI. Itu ternyata kalau ritel modern itu hanya jualan ya, tidak ada experience di situ, tidak ada journey disitu, ya dia pasti akan kalah dengan UMKM,” ujar Budi di Auditorium Kementerian Perdagangan, Rabu (4/6).

Baca Juga: Sejumlah Emiten Ritel Ramai-Ramai Tutup Gerai di Sepanjang Tahun 2024, Ada Apa?

Kemudian, periodisasi belanja masyarakat juga telah berubah. Dulu, masyarakat umumnya rajin melakukan belanja bulanan. Namun, tampaknya kini budaya tersebut mulai susut.

Masyarakat terlihat mulai berbelanja mingguan, namun dengan spending belanja yang lebih sedikit. Kebiasaan ini tentunya membuat masyarakat memilih untuk berbelanja di toko-toko terdekat.

“Sekarang itu belanjanya kadang untuk kebutuhan sehari dua hari. Akhirnya apa? Akhirnya belanja yang terdekat saja, di retail-retail yang terdekat saja," lanjutnya.

Selain itu, kata Budi, pusat perbelanjaan atau mal juga akan kehilangan daya tarik jika mal tersebut tak mampu menawarkan kebutuhan hiburan dan gaya hidup sesuai dengan tren dan minat masyarakat.

“Misalnya tidak ada tempat untuk makan, untuk nongkrong, untuk ngumpul, ya akan sepi pengunjung,” pungkasnya.

Direktur PT Rumah Mebel Nusantara (IKEA Indonesia), Hadrianus Wahyu Trikusumo mengatakan, pihaknya pun turut merasakan adanya pola belanja masyarakat di periode awal tahun 2025 ini.

“Perubahan pasti ada. Dan kami merasakan. Tetapi daripada kami melihat ini ada satu perubahan, misalnya ‘wah ini masalah’, lebih baik kami renungin. Mendingan kami cari solusi untuk strategi kedepan,” ujar Hadrianus pada kesempatan yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×