kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penutupan Tanjung Priok melambungkan harga buah


Rabu, 18 Juli 2012 / 19:00 WIB
Penutupan Tanjung Priok melambungkan harga buah
ILUSTRASI. Logo PLN


Reporter: Handoyo | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pasokan buah impor memasuki bulan Ramadan tampaknya akan tersendat. Salah satu penyebabnya adalah penutupan pelabuhan Tanjung Priok sejak 19 Juni lalu. Padahal, pelabuhan ini merupakan sentra masuknya produk hortikultura impor di wilayah Jawa.

Flora Chrisantie, Ketua Departemen Legal dan Kebijakan Publik Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menjelaskan, tersendatnya pasokan buah impor yang masuk tersebut akibat kekosongan suplai bahan baku. "Panjangnya jalur distribusi membuat rantai suplai buah menjadi molor hingga tujuh hari," kata Flora, Selasa (17/7).

Flora membandingkan, sebelum diberlakukan penutupan Tanjung Priok, jalur distribusi dapat langsung dilakukan setidaknya satu hari setelah pengapalan. Namun, setelah jalur ini ditutup, distribusi menjadi lebih lama mulai dari tiga hari sampai seminggu.

Satria Hamid, Head of Public Affairs PT Carrefour Indonesia, sekaligus Wakil Sekretaris Jenderal Aprindo mengungkapkan, semenjak diberlakukan penutupan pelabuhan Tanjung Priok tersebut, harga beberapa produk hortikultura khususnya buah melesat hingga 40%. Beberapa contohnya adalah apel, anggur, dan pear.

Selain melambungkan harga produk hortikultura, dampak lainnya yakni penurunan kualitas buah yang diimpor. Belum lagi, akses jalan di daerah pantai utara pulau jawa (Pantura) mengalami kerusakan, sehingga membuat jalur distribusi semakin lama.

Hal ini sangat disayangkan, mengingat, permintaan buah saat memasuki bulan Ramadan meningkat 30%-40% dibandingkan bulan-bulan biasa. Satria mencontohkan, bila pada bulan-bulan biasa produk jeruk yang dibutuhkan di Carrefour mencapai 200 ton per bulan, saat Ramadan meningkat menjadi 280 ton per bulan.

Melonjaknya permintaan buah juga diutarakan oleh Asyrof, pemilik PT Agri Manis Persada, distributor buah asal Tangerang. Dia menjelaskan, menjelang Ramadan, permintaan buah meningkat hingga dua kali lipat. Dengan lima cabang gerai buah yang dimiliki, pasokan buah untuk setiap cabang membutuhkan suplai buah 500 kg-1 ton per hari. Dari total kebutuhan itu, sebanyak 60% buah berasal dari impor, sedangkan sisanya lokal.

Akibat permintaan yang meningkat tersebut, lanjut Asyrof, harga buah dapat melambung hingga 50%. "Mungkin saja harga buah akan melonjak hingga 50%," terang Asyrof.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×