kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penyaluran benih telat, Mentan 'sentil' dua BUMN


Senin, 30 Maret 2015 / 14:09 WIB
Penyaluran benih telat, Mentan 'sentil' dua BUMN
ILUSTRASI. ilustrasi Stev Gott


Reporter: Mona Tobing | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Jelang musim tanam, Kementerian Pertanian (Kemtan) menginstruksikan agar subsidi pupuk, benih dan traktor segera disalurkan. Sebab jika terjadi keterlambatan seminggu saja, negara bisa dirugikan hingga Rp 20 triliun.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, permasalahan klasik yang terus terjadi menjelang musim tanam adalah langkahnya benih dan pupuk. Ia mengandaikan jika terjadi keterlambatan selama satu minggu saja, bisa memundurkan masa tanam, dan berujung pada mundurnya panen.

Hitung-hitungan Amran, kerugian yang ditanggung negara dengan harga gabah misalnya Rp 3.700 per kilogram (kg) dan luas lahan padi sebesar 13 juta hektare (ha) maka kerugiannya bisa mencapai Rp 20 triliun setahun. Kerugian tersebut berasal dari pendapatan petani yang hilang.

Dalam pidatonya pada rapat kerja nasional (Rakornas) hari ini, Senin (30/3) di Gedung Kementerian Pertanian, Amran menyindir dua BUMN benih yakni PT Sang Hyang Seri (SHS) dan PT Pertani yang telah ditunjuk pemerintah sebagai menyalurkan benih.

"Jika tidak siap salurkan benih bilang sekarang juga. Jangan sampai gagal nanti di belakang, karena produksi bakal terganggu," kata Amran.

Dari kebutuhan benih nasional sebanyak 350.000 ton benih. SHS hanya mampu memenuhi 120.000 ton benih dari total kebutuhan benih nasional. Sampai Maret ini, SHS belum juga menyalurkan benih secara nasional.

Sementara untuk pupuk yang marak dioplos. Amran mengaku kondisi ini terjadi karena ketersediaan pupuk di kalangan petani yang langka. Alasannya, karena hambatan di distribusi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×