Reporter: Handoyo | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Pabrik bioetanol PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X sudah efektif beroperasi pada awal tahun ini, namun sayang penyerapan dari Bahan Bakar Nabati (BBN) ini masih minim di dalam negeri. Terpaksa PTPN X memilih untuk lebih banyak melakukan penjualan bioetanol yang diproduksi melalui pasar ekspor.
Mochamad Cholidi Sekretaris Perusahaan PTPN X mengatakan, produksi bioetanol yang mampu diproduksi PTPN X melalui anak usahanya PT Energi Agro Nusantara mencapai 100 kilo liter (kl) per hari. Namun, permintaan biodiesel dari Pertamina hanya 60 kl per bulan.
Kondisi ini tentu saja mengecewakan manajeman PTPN X, karena pemerintah dirasa tidak serius dalam mengembangkan energi terbarukan di dalam negeri. "Anggapan dapat terserap di dalam negeri, ternyata belum berujung pada realisasi. Masih konsep," kata Cholidi, belum lama ini.
Berbanding terbalik dengan permintaan biodiesel dalam negeri yang masih seret, Cholidi bilang pihaknya banyak menerima tawaran pembelian dari pasar luar negeri. Salah satu negara yang pertama kali di jajaki adalah Philipina. PTPN X mendapat kontrak ekspor biodiesel ke Philipina dengan jumlah 4.000 kl.
Namun sayang, Cholidi masih enggan mengatakan harga jual bioetanol tersebut. Menurutnya, harga jual bioetanol produkai PTPN X tersebut sudah dibawah Harga Pokok Produksi (HPP). Catatan KONTAN, PTPN X akan membanderol harga bioetanol yang dihasilkan dengan harga Rp 8.500 per liter-Rp 10.000 per liter. Namun kondisi tersebut dapat berubah tergantung dengan nilai tukar.
Selain Philipina, Cholidi mengatakan pihaknya juga mendapat tawaran pembelian dari beberapa negara lain seperti Korea. "Tetapi kita masih menunggu dahulu respon dari pemerintah untuk melakukan penyerapan," kata Cholidi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News