Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Upaya pemerintah meningkatkan penyerapan gabah dan beras dari petani mulai membuahkan hasil. Perum Bulog telah menyerap gabah sebanyak 400.000 ton pada awal April 2016.
Jumlah tersebut termasuk tinggi bila dibandingkan target penyerapan gabah kering panen (GKP) Bulog sebesar 1,25 juta ton pada tahun ini. Penyerapan GKP langsung dari petani membuat harga GKP dari petani tetap tinggi meskipun sudah memasuki panen raya.
Hal itu dikatakan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, Kamis (7/4). Ia mengatakan upaya Kemtan mendorong Bulog meningkatkan penyerapan langsung dari petani bertujuan mengunting rantai pasok gabah dan beras yang panjang.
"Kalau kami membeli dari petani langsung, maka kita turut membantu petani mendapatkan harga gabah yang bagus," ujar Amran.
Mentan mengatakan berkat kerja keras Kemtan, bersama Bulog dan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) harga GKP ditingkat petani sudah tetap tinggi antara Rp 3.700 per kg hingga Rp 4.000 per kg.
Kendati begitu, ia juga mengakui, masih ada juga pembelian gabah dengan harga Rp 3.300 - Rp 3.400 per kg tergangung kadar airnya.
Saat ini mayoritas pasokan gabah yang sudah diserap Bulog berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dua daerah tersebut merupakan sentra padi di Indonesia.
Amran mengatakan, saat ini stok Bulog mencapai 2 juta ton. Ia optimis penyerapan Bulog ke depan akan terus meningkat seiring dengan masih berlangsungnya panen raya di sejumlah daerah.
Direktur Pengadaan Bulog Wahyu menimpali, Bulog memprioritaskan penyerapan GKP dari petani agar bisa meningkatkan penyerapan pada tahun ini.
Untuk mengantisipasi kekurangan mesin pengering, Bulog telah mengandeng sejumlah perusahaan BUMN/BUMD dan pemain swasta.
Selain itu, Bulog juga mengandeng KTNA di setiap daerah untuk membantu pengadaan gabah agar Bulog lekas menyerapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News