Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Yudho Winarto
Sekretaris Perusahaan United Tractors Sara K. Loebis mengatakan, penjualan alat berat menjelang akhir tahun memang biasanya menurun. Namun UNTR tidak bisa memperkirakan berapa penurunan per bulannya. “Tergantung kemauan customer, mau delivery sekarang atau tahun depan,” kata Sara kepada Kontan.co.id, Kamis (27/10)
Fauzan Luthfi Djamal, analis RHB Sekuritas memandang aktivitas pertambangan tahun depan masih akan tetap tinggi, meskipun terdapat kecenderungan harga batubara akan terkoreksi.
Menurut Fauzan, terdapat sejumlah faktor yang membuat harga emas hitam ini masih akan solid ke depan, diantaranya permintaan batubara untuk kebutuhan listrik khususnya di Eropa akan lebih kondusif.
Baca Juga: United Tractors (UNTR) Tambah Kepemilikan Saham di Arkora Hydro (ARKO)
Di satu sisi, pasokan batubara dari Rusia gencar dijual ke kawasan Asia Timur saat ini dengan harga terdiskon. “Ini membuat permintaan batubara seaborne yang notabene datang dari Indonesia, Afrika Selatan, dan Australia bisa saja terhambat,” kata Fauzan kepada Kontan.co.id, Rabu (26/10)
Lebih lanjut, kebijakan di India dan China lebih berfokus untuk menggunakan batubara produksi local. Hal ini berpotensi menekan impor batubara yang dilakukan oleh kedua negara tersebut.
Fauzan menargetkan rata-rata harga batubara di 2022 masih akan berada di angka US$ 300 per ton, sementara di tahun depan akan berada di angka US$ 200 per ton. RHB Sekuritas merekomendasikan beli saham UNTR dengan target harga Rp 42.700.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News