Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan alat berat merk Komatsu oleh PT United Tractors Tbk (UNTR) tumbuh moncer. Anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) ini mencatatkan penjualan 4.534 unit Komatsu sepanjang sembilan bulan pertama 2022.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, realisasi ini melesat 106,6%, dimana penjualan pada periode tersebut hanya sebanyak 2.194 unit.
Pangsa pasar alias market share Komatsu per September 2022 berada di level 28%.
Sepanjang sembilan bulan pertama 2022, sektor pertambangan menjadi kontributor terbesar bagi UNTR, yakni sebanyak 61% dari total penjualan alat berat. Disusul sektor konstruksi sebanyak 18%, sektor kehutanan sebanyak 12%, dan sektor agribisnis sebanyak 9%.
Asal tahu, UNTR mengerek target penjualan alat berat hingga akhir tahun ini. UNTR menargetkan penjualan alat berat Komatsu sebanyak 5.500 unit dari semula 4.800 unit. Dengan demikian, hingga September2022, UNTR telah merealisasikan 82,43% dari target penjualan alat berat tahun ini.
Baca Juga: Penjualan Alat Berat Komatsu United Tractors (UNTR) Melesat 106% per September 2022
Per September 2022 sendiri, UNTR mencatatkan penujualan 545 unit Komatsu, menurun 7,62% dari penjualan di bulan Agustus 2022 sebesar 590 unit. Namun, jika dibandingkan dengan penjualan pada September 2021, penjualan Komatsu di September 2022 naik 158,55%
Sebanyak 59% penjualan Komatsu di periode September 2022 disumbang oleh sektor pertambangan. Sisanya sebanyak 19% oleh sektor konstruksi, sebanyak 12% disumbang oleh sektor kehutanan, dan sebanyak 10% olehg sektor agribisnis
Sekretaris Perusahaan United Tractors Sara K. Loebis mengatakan, penjualan alat berat menjelang akhir tahun memang biasanya menurun. Namun UNTR tidak bisa memperkirakan berapa penurunan per bulannya. “Tergantung kemauan customer, mau delivery sekarang atau tahun depan,” kata Sara kepada Kontan.co.id, Kamis (27/10)
Fauzan Luthfi Djamal, analis RHB Sekuritas memandang aktivitas pertambangan tahun depan masih akan tetap tinggi, meskipun terdapat kecenderungan harga batubara akan terkoreksi.
Menurut Fauzan, terdapat sejumlah faktor yang membuat harga emas hitam ini masih akan solid ke depan, diantaranya permintaan batubara untuk kebutuhan listrik khususnya di Eropa akan lebih kondusif.
Baca Juga: United Tractors (UNTR) Tambah Kepemilikan Saham di Arkora Hydro (ARKO)
Di satu sisi, pasokan batubara dari Rusia gencar dijual ke kawasan Asia Timur saat ini dengan harga terdiskon. “Ini membuat permintaan batubara seaborne yang notabene datang dari Indonesia, Afrika Selatan, dan Australia bisa saja terhambat,” kata Fauzan kepada Kontan.co.id, Rabu (26/10)
Lebih lanjut, kebijakan di India dan China lebih berfokus untuk menggunakan batubara produksi local. Hal ini berpotensi menekan impor batubara yang dilakukan oleh kedua negara tersebut.
Fauzan menargetkan rata-rata harga batubara di 2022 masih akan berada di angka US$ 300 per ton, sementara di tahun depan akan berada di angka US$ 200 per ton. RHB Sekuritas merekomendasikan beli saham UNTR dengan target harga Rp 42.700.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News