kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Perang dagang Australia-Tiongkok memanas, HBA April naik ke US$ 86,68 per ton


Selasa, 06 April 2021 / 09:27 WIB
Perang dagang Australia-Tiongkok memanas, HBA April naik ke US$ 86,68 per ton
ILUSTRASI. Perang dagang Australia-Tiongkok memanas, HBA April naik ke US$ 86,68 per ton


Reporter: Intan Nirmala Sari, Muhammad Julian | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Diuntungkan oleh sentimen memanasnya perang dagang Australia dan Tiongkok, Harga Batubara Acuan (HBA) April 2021 naik 2,6% menjadi US$ 86,68 per ton dibandingkan bulan sebelumnya. 

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Agung Pribadi, menjelaskan kalau naiknya tensi dagang tersebut cukup berpengaruh terhadap sejumlah harga komoditas global termasuk batubara.

Apalagi dalam keterangan resminya Selasa (6/4) Agung mengungkapkan, tensi dagang telah berimbas positif lantaran permintaan batubara Indonesia ke China justru meningkat. "Ini menjadi pemicu utama HBA April naik US$ 2,21 per ton menjadi US$ 86,68 dari Maret lalu," jelas Agung.

Memburuknya hubungan Australia - Tiongkok dipicu saat Canberra menyerukan penyelidikan internasional tentang asal-usul pandemi virus Corona pada April 2020. Sementara dari pihak Beijing menganggap hal tersebut bagian dari provokasi.

Baca Juga: Begini alokasi penggunaan capex Mitrabara Adiperdana (MBAP) untuk tahun ini

"Larangan tidak resmi atas impor batubara asal negeri Kangguru menyebabkan produksi dan logistrik Negeri Tirai Bambu  ikut terganggu," ungkapnya.

Pengurangan ekspor tersebut juga ditimbulkan adanya gangguan pelabuhan NCIG di Newcastle. Ditambah lagi, sebagian besar ekspor Newcastle ditujukan ke pelanggan jangka panjang di Asia Timur, seperti China, Jepang dan Korea Selatan.

Batubara yang dikirim dari Newcastle sendiri merupakan batubara termal berkalori tinggi yang digunakan di pembangkit listrik, bersama dengan beberapa jenis batubara yang digunakan untuk membuat baja.

Adapun faktor lain yang menjadi penyebab kenaikan HBA April yakni meningkatnya permintaan kebutuhan batubara dari Jepang, serta adanya sentimen terkait menurunnya suplai dibanding permintaan batubara secara global.

Di samping faktor permintaan dan pasokan, perhitungan nilai HBA sendiri diperoleh dari rata-rata empat indeks harga batubara dunia, yaitu Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya.

Baca Juga: PLN disebut meminta penurunan harga batubara, begini usulan Kementerian ESDM

Sebagai catatan, nilai HBA 2021 cukup fluktuatif, tampak dari level harga di Januari yakni US$ 75,84 per ton di Januari , menyusul di Februari HBA mengalami kenaikan ke level US$ 87,79 per ton sebelum sempat turun di Maret ke level US$ 84,47 per ton.

Nilai HBA April ini akan dipergunakan pada penentuan harga batubara pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Vessel).

Selanjutnya: Kinerja emiten tambang BUMN diproyeksi membaik tahun ini, simak rekomendasi sahamnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×