kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Perang dagang China-AS belum berefek ke industri baja Indonesia


Senin, 02 April 2018 / 21:27 WIB
Perang dagang China-AS belum berefek ke industri baja Indonesia
ILUSTRASI. Industri baja


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah China melakukan aksi balasan terhadap kebijakan tarif baja dan aluminium yang diterapkan oleh Pemerintah Amerika Serikat (AS). Cina menetapkan tarif untuk lebih dari 100 jenis barang impor dari AS. Meski begitu, aksi balasan ini belum akan berdampak pada industri baja dalam negeri.

Purwono Widodo, Direktur Pemasaran PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), mengatakan kebijakan balasan China terhadap produk AS itu tidak ada dampaknya ke industri baja nasional.

Hanya saja, dampak bagi industri baja sudah terjadi pada saat AS memberlakukan kenaikan bea masuk baja China.

Semula Krakatau Steel berharap akan ada negosiasi untuk perdamaian antara AS dan China. "Tapi dengan saling membalas ini artinya memang sudah terjadi perang dagang," jelas Purwono Senin (2/4).

Apalagi Uni Eropa juga sudah mulai bersiap mengamankan diri dengan memberlakukan safe guard terhadap impor baja. 

Purwono menambahkan ekspor plate dari Indonesia ke Uni Eropa sudah mulai diincar untuk dikenakan safe guard. "Umumnya tiap negara akan mengamankan kepentingan domestik masing-masing. Makanya kami sangat berharap kepada pemerintah untuk melakukan pengamanan terhadap industri baja domestik," katanya.

Purwono menambahkan permintaan ini wajar pada situasi global tidak normal. Apalagi bila perlindungannya menggunakan cara konvensional dipastikan Indonesia akan kedodoran. "Karena negara pengekspor baja ke Indonesia menggunakan cara-cara yang smart," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×